Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China: Amerika Serikat Biang Kerok Kekacauan di Asia Pasifik

Tudingan China itu dialamatkan kepada Amerika Serikat sehari setelah Penasihat Keamanan Nasional AS, Robert O'Brien berkunjung ke Filipina.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bersalaman dalam konferensi pers di Great Hall of the People di Beijing, China, Kamis (9/11/2017)./Bloomberg-Qilai Shenn
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bersalaman dalam konferensi pers di Great Hall of the People di Beijing, China, Kamis (9/11/2017)./Bloomberg-Qilai Shenn

Bisnis.com, JAKARTA - China menuduh Amerika Serikat berusaha 'menciptakan kekacauan' di Asia Pasifik sehari setelah Penasihat Keamanan Nasional AS, Robert O'Brien berkunjung ke Filipina.

Di Filipina O’Brien mendukung sejumlah negara yang terlibat sengketa maritim dengan China seperti Vietnam dan Filipina. Dia menuduh Beijing menggunakan tekanan militer untuk memajukan kepentingannya sendiri.

Selama perjalanannya ke Manila, O'Brien mengatakan kepada Filipina dan Vietnam bahwa China telah menguasai Laut China Selatan. Oleh karena itu, AS menyatakan mendukung kedua negara itu.

Dia juga menegaskan kembali komitmen AS untuk Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.

Persaingan AS-China tampaknya akan berlanjut siapa pun yang jadi presien AS. China mengatakan pernyataan pejabat AS itu 'tidak masuk akal' dan membesar-besarkan ketegangan regional.

"Kami dengan tegas menentang pernyataan yang penuh dengan mentalitas Perang Dingin dan secara sembarangan menghasut konfrontasi," menurut Kedutaan Besar China di Manila dalam pernyataan yang diposting di situsnya.

“Ini menunjukkan bahwa kunjungannya ke kawasan ini bukan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan, tetapi untuk menciptakan kekacauan di kawasan dalam rangka mementingkan egois AS,” menurut dokumen itu seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (24/11/2020).

Filipina membawa kasusnya ke Den Haag setelah perselisihan selama dua bulan dengan kapal penangkap ikan China Scarborough Shoal pada tahun 2014.

Pengadilan memutuskan dua tahun kemudian bahwa, di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut, Filipina memiliki hak eksklusif atas sumber daya dalam jarak 370,4km (200mil laut) dari pantainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper