Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengeluarkan ultimatum tiga hari kepada pasukan di wilayah utara Tigray untuk menyerah sebelum militer memulai serangan di Ibu Kota regional Mekelle yang dikuasai pemberontak.
"Kami mendesak Anda untuk menyerah dengan damai dalam waktu 72 jam, menyadari bahwa Anda berada di titik tidak bisa kembali," kata Abiy dalam pesan di Twitter tadi malam seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (23/11/2020).
Hanya saja, belum ada komentar langsung dari Tigray People’s Liberation Front (TPLF) yang menguasai Tigray.
Pernyataan Abiy datang beberapa jam setelah juru bicara militer Ethiopia mengatakan tentara berencana untuk mengepung Mekelle dengan tank dan mungkin menyerangnya dengan artileri untuk mengakhiri perang hampir tiga minggu sekaligus mendesak warga sipil untuk "menyelamatkan diri".
Juru bicara militer Kolonel Dejene Tsegaye mengatakan kepada Ethiopia Broadcasting Corporation bahwa tahap operasi selanjutnya adalah "mengepung Mekelle menggunakan tank".
“Kami ingin mengirim pesan kepada publik di Mekelle untuk menyelamatkan diri dari serangan artileri dan membebaskan diri dari junta… Setelah itu, tidak akan ada belas kasihan,” katanya.
Pasukan Ethiopia merebut Kota Idaga Hamus, 97 km (60 mil) dari Ibu Kota Tigray yang dikuasai pemberontak, kata satu satuan tugas pemerintah kemarin.
“Pasukan pertahanan kami menguasai kota Idaga Hamus, yang terletak di jalan dari Adigrat ke Mekelle. Pasukan pertahanan sedang maju untuk menguasai Mekelle, yang merupakan tujuan akhir dari operasi tersebut,” katanya.
TPLF, yang menolak untuk menyerahkan kekuasaannya di wilayah utara, mengatakan pasukannya masih solid.
Klaim oleh semua pihak sulit untuk diverifikasi, karena wartawan telah dilarang menggunakan telepon dan komunikasi internet yang telah terputus sejak pertempuran dimulai pada 4 November.
Perang telah menewaskan ribuan orang dan membuat lebih dari 30.000 orang mengungsi ke negara tetangga, Sudan.
Sejumlah roket ditembakkan oleh TPLF ke wilayah tetangga Amhara dan melintasi perbatasan ke Eritrea, karena TPLF menuduh keduanya membantu pasukan federal Ethiopia.