Bisnis.com, JAKARTA – Eks Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Pol Fadil Imran segera bertugas sebagai Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Pol Nana Sudjana.
Rencananya, hari ini, Jumat (20/11/2020) serah terima jabatan Kapolda Metro Jaya dari Nana Sudjana kepada Fadil Imran. Adapun, kemarin dia telah mengakhiri tugasnya di Polda Jatim.
Fadil memang terbilang singkat menjabat Kapolda Jatim, hanya enam bulan, namun Kapolri Idham Azis telah menunjuk dirinya menggantikan Nana Sudjana yang dicopot sebagai buntut dari kerumunan massa di markas FPI pada Sabtu (14/11/2020).
Kerumunan massa itu dinilai melanggar protokol kesehatan Covid-19, dan Polda Metro Jaya sudah memeriksa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Seperti apa sosok dan karier Fadil Imran? Berikut fakta-faktanya:
1. Putrinya anggota DPR Termuda dari Fraksi PAN
Seirng dengan penunjukan Fadil sebagai Kapolda Metro Jaya, sosok anggota DPR termuda dari Fraksi PAN, Farah Puteri Nahlia menjadi perbincangan publik. Pasalnya, di usianya 24 tahun, ia menjabat sebagai anggota DPR termuda periode 2019-2024. Farah adalah putri dari Fadil Imran.
Di DPR, Farah mengemban tugas di Komisi I yang membidangi pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen.
Farah Puteri Nahlia/Instagram @farahputerinahlia
2. Tangani kasus chat mesum HRS
Fadil Imran merupakan alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) Angkatan 1991, berlatang belakang bidang reserse.
Dia menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya pada tahun 2017. Saat itu, dia menangani kasus chat mesum yang menjerat HRS (Habib Rizieq Shihab) dan wanita bernama Firza Husein yang dikenal dengan kasus "Balada Cinta Rizieq".
HRS dan Firza sempat menyandang status sebagai tersangka dalam kasus tersebut, namun setahun kemudian kasus itu dihentikan setelah diterbitkannya Surat Perintah Penghentian atau SP3.
Pada saat pengusutan kasus itu, HRS tengah berada di Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah dan baru pulang ke Indonesia pada 10 November 2020.
3. Usut kasus MCA
Pada tahun 2018, saat menjabat Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pada 2018, Fadil Imran mengungkap sindikat Saracen serta Muslim Cyber Army (MCA).
Pada saat itu, Fadil menyampaikan kelompok MCA memiliki keterkaitan dengan kelompok Saracen. Keduanya diketahui menyebarkan hoaks di sejumlah daerah di Indonesia.
4. Tangkap Hercules
Kemudian, pada tahun 2013 saat menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat, Fadil membentuk Tim Pemburu Preman.
Pembentukan tim tersebut bertujuan untuk memberantas premanisme yang sering terjadi di wilayah Jakarta Barat. Tim Pemburu Preman terdiri dari 30 anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Barat.
Salah satu yang menjadi sasaran dari kelompok Hercules Rozario Marshal, yang ditangkap pada pada 9 Juli 2013.
Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran bertemu dengan jajaran PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) di Gedung Tribrata lantai 2 Mapolda Jatim./Twitter Humas Polda Jatim.
Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto (kiri) saat melepas Kapolda Jawa Timur Irjen Pol M Fadil Imran yang akan bertugas sebagai Kapolda Metro Jaya dengan penyematan cincin dan bunga di Makodam V/Brawijaya, Surabaya, Kamis (19/11/2020). / Antara
5. Pada 2008, Fadli menjabat sebagai Kasat III Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan kemudian diangkat menjadi Kapolres KP3 Tanjung Priok.
6. Pada 2011, dia menjabat sebagai Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri pada 2011, kemudian sebagai jabatan Direktur Ditreskrimum Polda Kepri.
7. Pada 2013 menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.
8. Pada 2015, menjabat Analis Kebijakan Madya (Anjak Madya) Bidang Pidum Bareskrim Polri.
9. Pada 2016 menjabat sebagai Direktur Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.
10. Pada 2017 sebagai Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.
11. Pada 2018, sebagai Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri.
12. Pada 2019, menjabat sebagai Staf Ahli Sosial Budaya (Sahli Sosbud).
13.Pada 2020 diangkat menjadi Kapolda Jawa Timur kemudian dimutasi sebagai Kapolda Metro Jaya.