Bisnis.com, JAKARTA - Kekalahan Presiden Donald Trump yang belum diakuinya dalam Pilpres AS 2020 dari Joe Biden membuat nasib konferensi tingkat tinggi (KTT) kelompok tujuh negara industri maju (G-7) menjadi tidak jelas.
Sebelumnya, acara yang dijadwalkan pada Juni itu ditunda akibat wabah Covid-19. Sumber diplomatik menyatakan, belum ada penjadwalan ulang tanggal ataupun susunan agenda oleh pemerintahan Trump untuk KTT G-7.
Presiden dari Partai Republik itu belum membuat keputusan akhir, tetapi waktu hampir habis untuk merencanakan pertemuan puncak sebelum dia menyerahkan kekuasaan pada 20 Januari tahun depan.
Biden juga mengatakan penolakan Trump untuk membantu transisi pemerintahan telah merusak rencana penanganan Covid-19.
Meski tanggal atau agenda KTT G-7 belum jelas, namun pertemuan online masih dimungkinkan. Hanya saja belum ada pernyataan bersama apa pun, proses yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan, kata salah satu sumber seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (19/11/2020).
Inggris, yang mengambil alih jabatan presiden bergilir G-7 dari Amerika Serikat pada Januari, minggu lalu mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Biden atas kemenangannya dan mengundangnya ke Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Skotlandia tahun depan dan pertemuan puncak G-7.
Trump pertama kali membatalkan rencana pertemuan puncak 10 Juni secara langsung pada Maret, karena pandemi. Namun, dia kemudian berusaha merencanakannya kembali, dan membatalkan rencana pada Mei setelah pemimpin Jerman Angela Merkel mengatakan tidak akan hadir, sedangkan yang lain menyatakan keprihatinan.
Pada Agustus, Trump mengatakan dia bersedia menjadi tuan rumah pertemuan dalam "suasana yang lebih tenang" setelah pemilihan presiden. Tapi, dia tidak menindaklanjutinya hingga kini, kata salah satu sumber.
Trump juga mengatakan, bahwa dia akan memperluas daftar undangan untuk memasukkan Australia, Rusia, Korea Selatan dan India. Trump menilai G-7 sebagai "kelompok negara yang sangat ketinggalan zaman".
Tetapi, dorongan Trump untuk memasukkan Rusia disambut dingin oleh Jerman dan sekutu lainnya. Rusia diusir dari G-8 pada tahun 2014 setelah Moskow mencaplok wilayah Krimea di Ukraina.
Rusia masih menguasai wilayah itu, dan negara G7 telah menolak seruan sebelumnya dari Trump untuk menerima kembali Moskow.
Negara G-7 adalah AS, Inggris, Prancis, Jepang, Jerman, Italia, dan Kanada. Uni Eropa juga hadir. Kelompok ini mulai bertemu pada tahun 1975 dan awalnya tanpa Kanada.