Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Kelaparan di 7 Negara, PBB Tarik Rp1,4 Triliun Dana Darurat

Bila dirincikan, maka sekitar US$30 juta atau Rp422 miliar akan dialokasikan untuk membantu Yaman, sedangkan US$15 juta atau Rp211 miliar untuk Afghanistan dan timur laut Nigeria.
Logo Perserikatan Bangsa-Bangsa di markas besar PBB di New York/Reuters-Mike Segar
Logo Perserikatan Bangsa-Bangsa di markas besar PBB di New York/Reuters-Mike Segar

Bisnis.com, JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bakal menggelontorkan dana senilai US$100 juta atau senilai Rp1,4 triliun untuk membantu 7 negara dalam mencegah kelaparan yang dipicu oleh konflik, ekonomi yang merosot, perubahan iklim dan pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan Kepala Bantuan PBB Mark Lowcock, Selasa (16/11/2020) waktu setempat. Dana itu digelontorkan PBB dari dana darurat badan dunia.

Bila dirincikan, maka sekitar US$30 juta atau Rp422 miliar akan dialokasikan untuk membantu Yaman, sedangkan US$15 juta atau Rp211 miliar masing-masing di Afghanistan dan timur laut Nigeria.

Selain itu, sekitar US$7 juta atau Rp98 miliar masing-masing dialokasikan untuk Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo dan US$6 juta atau Rp84 miliar di Burkina Faso.

Lowcock mengatakan US$20 juta atau Rp281 miliar juga telah disisihkan untuk mengantisipasi situasi yang memburuk di Ethiopia.

"Prospek kembali ke dunia di mana kelaparan biasa terjadi akan menyayat hati, di dunia di mana ada lebih dari cukup makanan untuk semua orang. Kelaparan mengakibatkan kematian yang menyiksa dan memalukan," kata Lowcock.

Dia mengatakan kelaparan akan berdampak signifikan pada suatu negara dan berlangsung lama.

Hampir US$500 juta atau Rp7,04 triliun telah dibayarkan ke Dana Tanggap Darurat Pusat PBB pada 2020.

Dana ini digunakan untuk memungkinkan badan dunia menanggapi dengan cepat krisis kemanusiaan baru atau keadaan darurat yang kekurangan dana tanpa harus menunggu sumbangan yang dialokasikan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper