Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT Asia Timur, Presiden Jokowi: EAS Punya Modal Sangat Besar

Presiden Jokowi menyebutkan bahwa modal yang dimiliki EAS sangatlah besar. Sebanyak lima anggota EAS saat ini duduk di Dewan Keamanan PBB. Delapan anggota EAS tergabung dalam G20.
Presiden Joko Widodo/Biro Pers Sekretariat Presiden-Lukas
Presiden Joko Widodo/Biro Pers Sekretariat Presiden-Lukas

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara di Asia Timur memiliki modal yang besar untuk berperan di tingkat global. Di sisi lain, negara-negara di Asia Timur perlu meningkatkan kepercayaan strategis antarsesamanya.

Presiden Joko Widodo terus mendorong dibangunnya kepercayaan strategis di antara negara anggota KTT Asia Timur. Hal itu diperlukan untuk memperkuat kerja sama.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pidatonya secara virtual pada KTT ke-15 Asia Timur (EAS) pada Sabtu, 14 November 2020, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

"Sebagai forum dialog tingkat pemimpin negara, EAS harus terus digunakan untuk membangun strategic trust untuk memperkuat kerja sama," ujar Presiden.

Presiden Jokowi menyebutkan bahwa modal yang dimiliki EAS sangatlah besar. Sebanyak lima anggota EAS saat ini duduk di Dewan Keamanan PBB. Delapan anggota EAS tergabung dalam G20.

"EAS juga mewakili lebih dari 54 persen penduduk dunia dan 58 persen GDP dunia," ujar Presiden Jokowi.

Dengan modal tersebut, Presiden menegaskan bahwa kesepakatan dan upaya EAS pasti memiliki dampak besar terhadap kawasan dan dunia.

"Pertanyaannya apa yang harus EAS lakukan saat ini?" imbuh Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah hal mengenai apa yang harus dilakukan EAS disesuaikan dengan kondisi saat ini.

Menurut Presiden Jokowi, hal pertama yang harus segera dilakukan ialah memperkokoh ketahanan kesehatan di kawasan. Isu tersebut sudah menjadi prioritas bagi EAS sejak awal pembentukannya.

Presiden mengatakan bahwa dalam jangka pendek ketersediaan vaksin Covid-19 di kawasan merupakan sebuah keharusan. Sementara dalam jangka panjang, kawasan sudah harus bersiap lebih dini untuk mengantisipasi pandemi yang mungkin kembali terjadi.

"Beberapa hal yang perlu diprioritaskan adalah sistem peringatan dini, mekanisme ketersediaan obat-obatan dan peralatan medis di kala darurat, pembentukan inventory buffer di kawasan untuk alat kesehatan, kawasan industri kesehatan, serta riset dan teknologi kesehatan," kata Presiden.

Selain itu, EAS harus menjadi penggerak perdamaian dan stabilitas di kawasan.

"Di tengah situasi sulit saat ini, bibit-bibit perpecahan dan konflik tidak boleh dibiarkan berkembang lebih lanjut. Sebaliknya, semua pihak harus bersatu dan fokus untuk melawan musuh bersama, yakni pandemi Covid-19," ujar Presiden Jokowi.

Lebih jauh, Presiden menegaskan, nilai dan norma yang telah disepakati dalam Bali Principles harus dihormati semua pihak. Mulai dari penghormatan kedaulatan, penyelesaian masalah secara damai, hingga komitmen terhadap hukum internasional termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982.

"Kita harus bersama-sama mengedepankan dialog dan kerja sama saling menguntungkan di kawasan, bukan kompetisi maupun rivalitas," tuturnya.

Semangat kerja sama yang saling menguntungkan tersebut merupakan semangat yang diusung Asean melalui Asean Outlook on the Indo-Pacific.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh negara EAS untuk meningkatkan kerja sama dalam mewujudkan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper