Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pembatasan sosial akibat wabah Covid-19 telah melumpuhkan upaya vaksinasi campak di tengah kekhawatiran akan dampaknya pada peningkatan kasus dan kematian setelah terjadi lonjakan kasus selama tahun lalu.
Sebuah publikasi bersama WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS melaporkan bahwa setelah terjadi penurunan selama beberapa tahun hingga 2016, kini jumlah kasus melonjak.
Sekitar 869.770 kasus campak dilaporkan di seluruh dunia tahun lalu atau jumlah tertinggi sejak 1996.
Penyakit menular itu menewaskan 207.500 orang pada 2019 atau naik 50 persen dari angka kematian terendah yang bersejarah pada tahun 2016.
"Meskipun kasus campak yang dilaporkan lebih rendah pada tahun 2020, namun upaya yang diperlukan untuk mengendalikan Covid-19 telah mengakibatkan gangguan dalam vaksinasi dan upaya untuk mencegah dan meminimalkan wabah campak," menurut WHO dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (13/11/2020).
Langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran satu penyakit virus, seperti menjaga jarak fisik, masker wajah, dan kebersihan tangan, sangaat berdampak pada penurunan penyebaran penyakit lain.
Baca Juga
Namun, semua tanda peringatan campak menyala merah: lebih dari 94 juta orang saat ini berisiko tidak diimunisasi, karena jeda gerakan vaksinasi campak di 26 negara, menurut WHO.
Hanya delapan dari negara tersebut yang dapat memulai kembali program imunisasi campak mereka.
"Kami khawatir Covid-19 akan berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus campak dan kematian," kata Gail McGovern, Presiden Palang Merah Amerika Serikat (AS).
Henrietta Fore, Direktur Eksekutif UNICEF, menjelaskan: "Sebelum ada krisis Virus Corona, dunia bergulat dengan krisis campak dan krisis itu belum hilang.