Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Studi Temukan Banyak Orang Enggan Bepergian Setelah Pandemi Reda

Inmarsat, perusahaan aviasi yang berbasis di Inggris, melakukan survei terhadap sekitar 10.000 penumpang. Hasilnya sebanyak 83 persen penumpang di seluruh dunia enggan untuk kembali ke kebiasaan perjalanan lama mereka dan 31 persen akan lebih jarang bepergian melalui udara.
Petugas memeriksa kondisi pesawat terbang jenis Boeing 737 milik maskapai penerbangan Lion Air sebelum terbang di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (31/10/2018)./ANTARA-Aji Styawan
Petugas memeriksa kondisi pesawat terbang jenis Boeing 737 milik maskapai penerbangan Lion Air sebelum terbang di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (31/10/2018)./ANTARA-Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi menemukan bahwa banyak orang tidak berencana melanjutkan rutinitas perjalanan bahkan setelah pandemi mereda.

Kesadaran bahwa sebagian besar bisnis dapat dilakukan secara virtual ditambah dengan prosedur perjalanan di masa pandemi yang melibatkan pengujian dan karantina, mendorong orang untuk menekan rencana perjalanannya.

Inmarsat, perusahaan aviasi yang berbasis di Inggris, melakukan survei terhadap sekitar 10.000 penumpang. Hasilnya sebanyak 83 persen penumpang di seluruh dunia enggan untuk kembali ke kebiasaan perjalanan lama mereka dan 31 persen akan lebih jarang bepergian melalui udara.

Ketakutan akan infeksi mendorong hanya lebih dari seperempat orang di kawasan Asia-Pasifik yang merasa cukup percaya diri untuk terbang lagi dalam enam bulan ke depan.

Ketika Covid-19 menutup perbatasan internasional dan menutup kawasan pusat bisnis awal tahun ini, sebagian besar populasi dunia, di luar yang berada di layanan penting, terpaksa mulai bekerja dari jarak jauh.

Perusahaan juga memangkas anggaran pengeluaran, termasuk perjalanan, karena terhambat oleh dampak ekonomi dari pandemi. Banyak perusahaan menemukan bahwa produktivitas benar-benar meningkat dan mempertanyakan kebutuhan karyawan untuk selalu berada di kantor.

"Kami sudah lama duduk di rumah, kami sangat terbiasa menjalankan bisnis secara virtual sekarang. Perjalanan bisnis akan sedikit menurun karena kita terbiasa dengan interaksi yang lebih digital, dan maskapai penerbangan harus beradaptasi dengan ini," kata Chris Rogerson, wakil presiden penjualan global Inmarsat Aviation, dilansir Bloomberg, Selasa (10/11/2020).

Hasil survei ini menambah kabar buruk bagi operator pesawat. Pasalnya perjalanan bisnis dapat menghasilkan antara 55 persen dan 75 persen keuntungan bagi maskapai penerbangan ternama, meskipun mungkin hanya menyumbang sedikitnya 10 persen penumpang, karena pelancong bisnis lebih cenderung membeli tarif kelas yang lebih tinggi.

Menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional, kerugian industri diperkirakan mencapai US$84 miliar pada 2020. Banyak maskapai penerbangan secara global telah memangkas ratusan ribu staf.

Bagi mereka yang enggan bepergian karena takut terinfeksi, inovasi digital akan menjadi kuncinya. Hal itu mencakup kemampuan untuk memesan makanan di muka untuk katering tanpa kontak, menawarkan hiburan dalam pesawat melalui perangkat pribadi, sistem pembayaran tanpa kontak, dan teknologi pengenalan wajah.

"Titik interaksi klasik di pesawat berkembang dari waktu ke waktu dan memainkan peran besar dalam membuat pengalaman dalam penerbangan lebih aman," kata Rogerson.

Penutupan perbatasan yang tidak dapat diprediksi dan protokol keselamatan yang membingungkan di berbagai negara adalah alasan lain mengapa orang tidak tertarik untuk bepergian.

"Ada banyak hal yang perlu disatukan untuk membuat perjalanan pada skala yang sama seperti yang kita lihat pada 2019," kata Rogerson. Pemerintah juga perlu memainkan peran besar dalam pengelolaan kapasitas bandara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper