Bisnis.com, JAKARTA – Jika Anda warga Indonesia mengikuti peristiwa pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) tahun 2020 ini merasa kejadiannya mirip dengan pilpres Indonesia tahun lalu, Anda tidak sendiri.
Kepala Biro AS untuk ABC News David Lipson pada 4 November lalu melalui cuitannya mengungkapkan hal serupa saat memantau perkembangan penghitungan surat suara pilpres AS.
"Feeling like Indonesian politics rn [Terasa seperti politik di Indonesia saat ini," tulisnya melalui akun @davidlipson
Hal yang sama juga diungkapkan oleh politikus dan Anggota DPR RI dari Partai PKS Tifatul Sembiring yang mengomentari kesalahan ketik jumlah penghitungan suara pilpres AS di Michigan.
"Suara Biden kok salah ketik...? Ampun, soal salah ketik, mister2 US iki nyontohin sopo toh. Lama2 kok makin mirip...," cuit pemilik akun @tifsembiring pada 5 November 2020.
Berikut peristiwa-peristiwa kesamaan pilpres AS tahun 2020 dengan pilpres Indonesia tahun 2019.
Baca Juga
1. Angka partisipasi pilpres meningkat
Pada pilpres AS kali ini mencatatkan angka partisipasi tertinggi setelah 120 tahun lamanya. Dilansir dari The Economic Times pada Senin (9/11/2020), pilpres AS 3 November 2020 mencatat partisipasi pemilih sebanyak 66,9 persen.
Berdasarkan data yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU), tingkat partisipasi pada pilpres 2019 mencapai 81,97 persen yang dicatat sebagai partisipasi paling tinggi dalam 10 tahun terakhir.
2. Masyarakat terpecah jadi dua kubu
Pilpres AS 2020 maupun pilpres Indonesia 2019 masyarakatnya terpecah dari dua kubu terlihat dari perbedaan tipis surat suara yang dikumpulkan.
Pilpres Indonesia dimenangkan oleh Jokowi-Ma'ruf dengan 55,50 persen suara, sementara Prabowo-Sandiaga mengumpulkan 44,50 persen suara. Dan saat ini di Amerika Serikat pasangan Biden-Harris memenangkan 284 suara elektoral yang melampaui minimal 270 suara untuk mengamankan kursi kepresidenan.
3. Perang di media sosial
Di media sosial pun terjadi 'peperangan' antara dua kubu yang sama-sama optimis memenagkan pertandingan pemilihan presiden. Peperangan di media sosial ini berlangsung selama beberapa menjelang maupun setelah pemilihan presiden.
4. Tuntut adanya kecurangan hingga lapor ke MA
Presiden AS Donald Trump mengungkapkan adanya kecurangan perhitungan surat suara di Pennsylvania dan Michigan dan pada Rabu 4 November menunjuk tim pengacara untuk mengajukan tuntutan hukum ke Mahkamah Agung, seperti dikutip Bisnis pada 5 November 2020.
Sementara itu tahun lalu pada 24 Mei 2019, tim Kuasa Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga juga mengajukan gugatan hasil pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak hasil penghitungan suara pilpres 2019. Pada 27 Juni 2019 gugatan ini kemudian ditolak MK.
5. Aksi demo pasca pencoblosan
Demontrasi juga terjadi di kedua pilpres ini saat penghitungan surat suara berlangsung. Di beberapa wilayah AS demonstrasi berlangsung sehari setelah pilpres dan menyebabkan bentrok dengan aparat. Demonstrasi juga terjadi saat pilpres Indonesia 2019, tetapi demo ini dilakukan oleh pendukung Prabowo-Sandi saat hasil suara pilpres telah terkumpul.