Bisnis.com, JAKARTA - Menjadi yang pertama tampaknya sudah menjadi bagian hidupnya. Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Kamala Harris tidak hanya menjadi wanita pertama AS yang menjadi wakil presiden.
Kamala Harris ternyata juga merupakan jaksa wilayah wanita pertama di San Francisco, jaksa agung wanita pertama di California, orang India-Amerika pertama di senat AS, kandidat India-Amerika pertama dari sebuah partai besar yang mencalonkan diri sebagai wakil presiden.
Lalu jika Joe Biden hanya menjalani satu masa jabatan, seperti yang diperkirakan, ada kemungkinan tahun 2024 dia bisa menjadi presiden wanita kulit hitam pertama.
Kamala Harris mendapatkan tantangan dengan frasa "menjadi yang pertama" ini.
"Ketika saya pertama kali mencalonkan diri untuk jabatan itu adalah salah satu hal yang membuat saya kesulitan, yaitu Anda dipaksa melalui proses itu untuk mendefinisikan diri Anda sedemikian rupa sehingga Anda bisa masuk dengan rapi ke dalam kompartemen yang telah dibuat orang lain," ungkapnya dikutip dari wawancaranya dengan Washington Post tahun lalu.
Kamala Harris mengaku tidak masalah dengan identitasnya ini dan dia menyebut dirinya sebagai warga Amerika yang bangga atau proud America.
Baca Juga
"Saya adalah diri saya... Anda mungkin perlu mencari tahu, tapi saya baik-baik saja dengan itu," ungkap Kamala.
Dikutip dari The Guardian pada Senin (9/11/2020), sama halnya dengan Barack Obama, ada orang yang meragukan ke-Amerikaan Harris. Pagi hari setelah Harris dinobatkan sebagai pasangan Biden, teori konspirasi rasis "birther" yang diperkuat oleh Donald Trump mulai beredar.
Newsweek menerbitkan pertanyaan apakah Harris secara konstitusional tidak memenuhi syarat untuk menjadi wakil presiden karena orang tuanya, yang bertemu di sekolah pascasarjana di Berkeley adalah imigran.
Ibunya adalah seorang peneliti kanker payudara yang lahir di India. Ayahnya, seorang ekonom, berkulit hitam dan lahir di Jamaika. Sementara Harris yang berusia 56 tahun lahir di Oakland, California AS dan warga negara AS yang berarti memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden AS.
Profesor studi Amerika di Amherst College Pawan Dhingra mencatat bahwa warisan birasial Harris mewakili sejarah Amerika Asia yang sering diabaikan.
Dhingra mengatakan model mitos minoritas sering mengadu orang Asia-Amerika dengan orang kulit hitam Amerika. Namun, Harris menawarkan jalur yang berbeda untuk memahami Asia-Amerika.
Harris sering berbicara tentang pandangan mata kereta terhadap gerakan hak-hak sipil. Menurut Dhingra ini adalah simbol dan suara yang kuar untuk orang Asia-Amerika yang progresif.
Saat berusia 13 tahun, Harris memobilisasi anak-anak tetangga untuk memprotes peraturan yang melarang mereka bermain di halaman depan gedung apartemen mereka, dan protes itu berhasil.
Setelah menyelesaikan sekolah menengah di Kanada, Harris melanjutkan kuliah di Howard University, sebuah universitas kulit hitam bersejarah di Washington DC. Dari sana dia masuk ke perguruan tinggi hukum Universitas California Hastings. Di kedua tempat tersebut Harris menjadi akademisi yang berprestasi.
Kamala adalah seorang polisi menjadi rujukan catatan Harris sebagai jaksa penuntut dan menjadikan hal tersebut meme selama masa kampanyenya. Di zaman di mana kebrutalan polisi menjadi yang terpenting, kariernya selama 13 tahun dalam penegakan hukum menjadi perdebatan.
Misalnya ketika Harris menjadi jaksa agung California dari 2011 hingga 2017, kantornya menentang pembebasan narapidana non-kekerasan yang memenuhi syarat keluar lebih awal karena menurutnya penjara akan kehilangan kumpulan tenaga kerja yang penting.