Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boikot Produk Prancis, Massa Aksi Ini Mengaku Sayang Membuang Tas Hermes

Seorang massa aksi protes sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku memboikot produk Prancis dan memilih beralih membeli produk Italia.
Puluhan massa dari gabungan tiga ormas islam yaitu FPI, GNPF, dan PA 212 melakukan aksi demo di depan Kedutaan Besar Prancis, Jalan MH Thamrin, Jakarta pada Senin 2 November 2020 untuk memprotes pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW - JIBI/Sholahuddin Al Ayyubi
Puluhan massa dari gabungan tiga ormas islam yaitu FPI, GNPF, dan PA 212 melakukan aksi demo di depan Kedutaan Besar Prancis, Jalan MH Thamrin, Jakarta pada Senin 2 November 2020 untuk memprotes pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW - JIBI/Sholahuddin Al Ayyubi

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu massa aksi yang memprotes sikap Presiden Emmanuel Macron di Kedutaan Besar Prancis pada hari ini, Senin (2/11/2020) bernama Ella Safari memiliki cara sendiri untuk menunjukkan kekecewaannya terhadap pemerintah Prancis.

Jika para wanita yang protes lebih memilih untuk membuang semua produk asal Prancis, tetapi Ella Safari lebih memilih menggantinya dengan produk Italia yang harganya tidak jauh berbeda. Alasan Ella tidak membuang produk asal Prancis yaitu karena harganya dinilai mahal.

"Saya boikot Prancis, tetapi tidak produknya kayak Tas Hermes saya beli mahal masa dibuang. Ya saya tidak usah pakai saja. Saya ganti sama tas dan sepatu Gucci," kata Ella di sela-sela acara aksi memprotes pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait dengan penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW dengan dalih kebebasan berekspresi, Senin (2/11/2020).

Dia juga menyesalkan pernyataan yang dibuat oleh Emmanuel Macron terkait agama Islam yang kini tengah mengalami krisis dan mengizinkan penerbitan gambar berupa karikatur Nabi Muhammad.

"Ucapan dari Presiden Prancis itu sendiri sedang mengalami krisis, itu tidak seharusnya dia bilang begitu," ujarnya.

Seperti diketahui, aksi boikot produk Prancis muncul setelah adanya pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai melukai perasaan umat muslim.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menyerukan pemboikotan terhadap produk Prancis seiring sikap Emmanuel Macron yang masih bersikeras tidak meminta maaf kepada umat Islam atas pernyataannya terkait karikatur Nabi Muhammad.

"Memboikot semua produk yang berasal dari negara Prancis serta mendesak kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan tekanan dan peringatan keras kepada Pemerintah Prancis," kata Wakil Ketua Umum MUI KH. Muhyiddin Junaidi kepada wartawan di Jakarta, Jumat (30/10/2020).

Dia meminta Pemerintah Indonesia untuk sementara waktu menarik Duta Besar Indonesia di Paris, Prancis, hingga Presiden Macron menarik ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam se-dunia yang melontarkan pernyataan bernada "Islamophobia".

Muhyiddin mengatakan umat Islam tidak ingin mencari musuh tetapi hanya ingin hidup berdampingan secara damai dan harmonis.

Waketum MUI itu juga meminta Presiden Prancis segera menghentikan segala tindakan penghinaan dan pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW, terlebih Komisi HAM PBB menyebut penghinaan terhadap Rasulullah bukanlah bentuk kebebasan berekspresi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper