Bisnis.com, NEW YORK - Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden melakukan kampanye sembari menyindir kebijakan pemerintahan Trump soal keluarga Meksiko.
Pada Kamis (29/10/2020) waktu setempat, Biden berjanji akan membentuk satuan tugas untuk menyatukan kembali lebih dari 500 anak yang dipisahkan dari keluarga mereka di perbatasan AS-Meksiko oleh pemerintahan Trump.
Anak-anak itu akan dipersatukan kembali dengan keluarganya yang hingga kini belum ditemukan.
Di bawah Presiden Donald Trump, yang berasal dari kubu Partai Republik, ribuan anak dipisahkan dari orang tua mereka di perbatasan AS-Meksiko.
Anak-anak itu terpisah dari keluarga, sebagian besar terjadi pada 2017 dan 2018, karena orang tua mereka dituntut akibat masuk ke AS secara ilegal atau karena kekhawatiran tentang identitas atau sejarah kriminal mereka.
Pemisahan terjadi baik sebelum dan setelah Trump meluncurkan kebijakan "tanpa toleransi" untuk menuntut semua pelintas perbatasan ilegal pada Mei 2018.
Baca Juga
Akibat protes internasional, kebijakan tersebut dibatalkan.
American Civil Liberties Union (ACLU) menggugat masalah ini pada tahun 2018 dan Hakim Distrik AS Dana Sabraw di San Diego, California, memerintahkan keluarga tersebut untuk dipersatukan kembali.
Ada sekitar 4.000 anak yang dapat masuk dalam perintah reunifikasi. Tetapi pada 20 Oktober, orang tua dari 545 anak tidak dapat dihubungi oleh pengacara dan organisasi nirlaba yang mencari mereka, menurut pengajuan pengadilan dalam kasus San Diego.
"Pada hari pertamanya sebagai Presiden, Joe Biden akan mengeluarkan Perintah Eksekutif yang membentuk satuan tugas federal untuk menyatukan kembali anak-anak ini dengan orang tua mereka," kata Biden dalam kampanyenya.
Trump dan Biden berselisih tentang masalah ini selama debat terakhir mereka pada 22 Oktober, menjelang pemilihan 3 November.
Ditanya saat perdebatan apakah dia punya rencana untuk menyatukan kembali keluarga, Trump mengatakan pemerintahannya sedang "mengerjakannya".
Pada Kamis, juru bicara kampanye Trump, Courtney Parella mengatakan pemerintah berusaha untuk memperkuat keamanan perbatasan dan "secara aktif bekerja untuk memperbaiki kesalahan pemerintahan sebelumnya, mengidentifikasi keluarga yang terpisah ini, dan menyatukan kembali anak-anak dengan orang tua mereka."
Menurut ACLU, sekitar 1.400 anak tambahan dipisahkan oleh pemerintahan Trump tetapi saat ini tidak tercakup oleh perintah reunifikasi Sabraw.
Pengacara ACLU Lee Gelernt mengatakan ada ratusan orang tua yang telah berada di Amerika Tengah tetapi belum diizinkan kembali ke Amerika Serikat untuk berkumpul kembali dengan anak-anak mereka.