Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gencatan Senjata, Trump Ucapkan Selamat kepada PM Armenia dan Presiden Azerbaijan

Dalam perang yang dimulai pada 27 September itu, Azerbaijan dilaporkan kembali menembak jatuh jet tempur Su-25 Armenia.
Presiden AS Donald Trump melepas masker saat keluar di balkon Gedung Putih untuk berbicara dengan para pendukung yang berkumpul di South Lawn untuk kampanye yang disebut Gedung Putih sebagai protes damai di Washington, AS, (10/10/2020)./Antara-Reuters
Presiden AS Donald Trump melepas masker saat keluar di balkon Gedung Putih untuk berbicara dengan para pendukung yang berkumpul di South Lawn untuk kampanye yang disebut Gedung Putih sebagai protes damai di Washington, AS, (10/10/2020)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev atas kesepakatan gencatan senjata.

Trump menyampaikan selamat itu lewat akun Twitternya @realDonaldTrump pada Senin (26/10/2020) pagi WIB.

Trump mengungkapkan bahwa kedua pemimpin negara sepakat mematuhu gencatan senjata yang efektif berlaku mulai  tengah malam.

“Dengan gencatan senjata, banyak nyawa yang akan diselematkan. Bangga dengan tim saya,” cuit Trump seraya menyebut akun Twitter Menlu AS Mike Pompeo.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Sekjen PBB Antonio Guterres meminta Armenia dan Azerbaijan untuk menghormati gencatan senjata dan mengutuk serangan terhadap warga sipil dalam perebutan Nagorno-Karabakh yang telah menewaskan ratusan orang.

Guterres menyoroti salah satu serangan paling mematikan terhadap warga sipil sejauh ini.

Dia mengatakan sebuah rudal menghantam daerah pemukiman kota kedua di Azerbaijan, Ganja pada Sabtu (17/10/2020) yang menewaskan 13 orang termasuk anak-anak.

Sedangkan, Nagorno-Karabakh, wilayah yang disengketatakan kedua negara, menyatakan 37 lagi tentaranya tewas kemarin seperti dikuttip Aljazeera.com, Senin (19/10/2020).

Dengan demikian, Kementerian Pertahanan Nagorno-Karabakh, yang berpenduduk etnis Armenia, mengatakan korban tewas militer menjadi 710 orang.

Sementara itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menuduh Amerika Serikat, Rusia, dan Prancis memberikan dukungan militer terhadap Armenia.

Berbicara dalam bahasa Sirnak di Turki tenggara, Erdogan menegaskan kembali dukungannya untuk Azerbaijan.

Dia mengatakan dia "berdoa" agar negara iu bisa berhasil dalam konflik dengan mengusir orang-orang Armenia dari "wilayah pendudukan."

Dalam perang yang dimulai pada 27 September itu, Azerbaijan dilaporkan kembali menembak jatuh jet tempur Su-25 Armenia setelah sebelumnya juga berhasil menjatuhkan pesawat canggih tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menyatakan pesawat serang Su-25 mencoba melancarkan serangan udara terhadap posisi Azerbaijan di wilayah Jabrayil ketika ditembak jatuh.

Shushan Stepanyan, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Armenia, mengatakan di Twitter bahwa Azerbaijan menembakkan peluru artileri dan roket pada Minggu dini hari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper