Bisnis.com, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menemukan bahwa remdesivir, yang selama ini digunakan sebagai obat antivirus, tidak memberikan banyak pengaruh pada kesembuhan pasien Covid-19.
Dilansir Bloomberg, Jumat (16/10/2020), berdasarkan uji klinis oleh WHO dari hasil dari uji coba solidaritas, yang mempelajari pengobatan antiviral - termasuk remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir dan interferon - menemukan bahwa obat tersebut tampak hanya memiliki sedikit atau tidak ada efek sama sekali pada kematian, kebutuhan untuk ventilator pasien, atau untuk menentukan berapa lama pasien harus dirawat di rumah sakit.
Namun, Gilead yang membuat remdesivir, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak jelas apakah ada temuan konklusif yang dapat diambil dari hasil penelitian tersebut.
Sebelumnya, pada 8 Oktober 2020, perusahaan farmasi Eli Lilly and Co juga mengatakan bahwa laporan kematian pasien Covid-19 menurun setelah mengonsumsi gabungan obat rheumatoid arthritis buatannya dan obat remdesivir milik Gilead Sciences dalam uji klinis, dibandingkan dengan hanya mengonsumsi remdesivir saja.
Perusahaan itu menyebut efek dari kombinasi obat tersebut paling dirasakan pada pasien yang menggunakan oksigen.
Adapun, berdasarkan data yang diungkapkan pada September lalu, kombinasi kedua obat tersebut juga dinilai bisa membantu mempersingkat waktu pemulihan rata-rata satu hari dibanding dengan yang menerima remdesivir saja dan kondisi tersebut memenuhi tujuan utama penelitian.
Remdesivir sendiri sebelumnya juga sudah mendapat lampu hijau untuk mengobati pasien Covid-19 di Amerika Serikat.