Bisnis.com, JAKARTA - Meksiko akan melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap hampir semua populasinya pada akhir 2021 setelah mencapai kesepakatan dengan perusahaan farmasi dan Program COVAX yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam presentasi yang dipimpin Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard, pemerintah menyatakan akan menyediakan dua dari empat jenis vaksin yang dikembangkan mulai Desember.
Ebrard menegaskan Meksiko akan memberikan vaksin kepada lebih dari 116 juta orang atau sekitar 90 persen dari populasinya.
"Saat ini, Meksiko berada dalam situasi yang sama dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara lain di dunia," kata Ebrard seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (14/10/2020).
Oleh karena itu, dia menyatakan pihaknya sudah mengamankan pasokan vaksin yang diperlukan.
Berdasarkan perjanjian itu, Pfizer yang berbasis di AS akan menyediakan hingga 34,4 juta dosis vaksin, perusahaan Inggris AstraZeneca 77,4 juta dosis dan perusahaan China CanSino 35 juta dosis.
Baca Juga
Program COVAX, yang terdiri dari 18 kemungkinan vaksin, diharapkan memberikan 51,57 juta dosis, menurut presentasi pemerintan tersebut.
Vaksin dari Pfizer, AstraZeneca dan COVAX membutuhkan dua dosis, sedangkan produk CanSino bekerja dengan satu dosis, sesuai rencana sebagaimana dikatakan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador.
Vaksin CanSino dan Pfizer akan tersedia paling cepat Desember ini menurut rencana. Sedangkan AstraZeneca mulai tersedia Maret tahun depan.
Meksiko akan segera memulai uji klinis fase 3 dari tujuh vaksin, termasuk yang diproduksi CanSino dan Sputnik V Rusia, menurut presentasi.
Presiden Meksiko Lopez Obrador juga telah menjanjikan akses universal terhadap vaksin, obat-obatan, dan peralatan medis.