Bisnis.com, JAKARTA - Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang tinggal hitungan pekan tidak saja akan menjadi peristiwa politik dalam negeri, namun juga akan menjadi acuan dari para pemimpin dunia yang corak kepemimpinannya mirip-mirip dengan Presiden Donald Trump.
Bagaimana tidak. Meski baru menjalankan pemerintahan selama satu periode, Trump telah memberi inspirasi kepada para pemimpin dunia lainnya dengan memberikan “perhatian yang berlebihan” pada kepentingan negaranya dengan mengusung semangat “Make America Great Again”.
Sederhananya, Pilpres AS 2020 pada 3 November mandatang sedang diawasi dengan tajam oleh para pemimpin di seluruh dunia yang memiliki etos politik seperti Trump. Pilihannya tentu menang atau kalah alias Trump harus keluar dari Gedung Putih.
Jika dia gagal dalam pemilu, para ahli politik percaya bahwa para pemimpin lain yang mendukung politik populis ala Trump akan memengaruhi peruntungan politik mereka.
Bagaimanapun, negara Paman Sam memiliki pengaruh yang kuat terhadap sejumlah pemimpin dunia termasuk di kawasan Amerika Latin.
Sebagai catatan, kemenangan Trump pada tahun 2016 adalah puncak dari gelombang populis yang membawa para pemimpin radikal dan anti kemapanan ke tampuk kekuasaan.
Sejumlah pepimpin populis memang muncul bersamaan dengan tampilnya Trump ketika menggantikan Barack Obama yang dikenal lebih bersahabat dengan negara lain pada 2016.
Ada Matteo Salvini, yang memimpin partai anti-imigrasi Italia hingga Perdana Menteri India Narendra Modi yang sangat dibanggakan penganut agam Hindu India.