Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Dampak La Nina, Luhut: Asuransi untuk Petani Sedang Difinalisasi

Luhut Panjdaitan mengatakan bahwa saat ini pemerintah tengah menfinalisasi asuransi untuk petani yang terdampak bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dalam Digital Launch of Indonesia's Multi-Stakeholder Action Plan, Rabu (22/4/2020). Istimewa/ Humas Kemenko Marves
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dalam Digital Launch of Indonesia's Multi-Stakeholder Action Plan, Rabu (22/4/2020). Istimewa/ Humas Kemenko Marves

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Pandjaitan menyampaikan bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani tengah menyiapkan asuransi untuk para petani yang terdampak fenomena La Nina.

“Memang Ibu Sri Mulyani [Menkeu] tadi sudah jelaskan bahwa sekarang sudah dibuat satu fund untuk itu [asuransi]. Memang masih difinalisasi sehingga kalau ada bencana asuransi ini bisa membantu,” ujarnya dalam konferensi pers hasil rapat terbatas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Selasa (13/10/2020).

Adapun, saat ini hingga sekitar awal tahun depan, Indonesia diprediksi akan dilanda hujan ekstrem akibat fenomena La Nina.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi La Nina akan mencapai puncak pada Desember 2020 hingga Januari 2021, yang kemudian dilanjutkan dengan puncak musim hujan yakni sekitar Februari 2021.

Walhasil, pemerintah pun mengimbau masyarakat untuk waspda dan mengantisipasi terjadinya dampak akibat cuaca ekstrem tersebut lewat monitoring informasi perkiraan cuaca terkini dari BMKG.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengimbau masyarakat untuk menyiapkan diri dan mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir.

Presiden menyatakan bahwa berdasarkan laporan yang diterima dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan bulanan di Indonesia berpotensi naik 20 - 40 persen di atas normal akibat fenomena La Nina.

Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk mengantisipasi dampak dari La Nina terhadap sejumlah sektor, khususnya sektor pertanian.

“Saya minta semua [mengantisipasi] dampak La Nina ini terhadap produksi pertanian agar betul-betul dihitung terhadap sektor perikanan, dan juga sektor perhubungan, karena 20 - 40 persen itu bukan kenaikan yang kecil,” kata Jokowi dalam konferensi pers saat membuka Rapat Terbatas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Lebih lanjut, Kepala Negara juga meminta BMKG untuk mengumumkan secepatnya perkembangan cuaca ke seluruh provinsi dan daerah guna melakukan antisipasi dampaknya.

"Dengan demikian masyarakat bisa tahu curah hujan bulanan ke depan ini akan terjadi seperti apa," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper