Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah dalam waktu dekat akan segera merealisasikan program vaksin Covid-19 untuk melawan pandemi virus tersebut. Untuk itu masyarakat diminta untuk tidak antipati terhadap proses vaksinasi tersebut.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan vaksinasi adalah proses yang tak perlu dikhawatirkan karena menjadi awal pembentukan antibodi terhadap suatu penyakit tertentu.
Namun demikian, saat ini di masyarakat masih cukup banyak berkembang sejumlah mitos-mitos mengenai proses vaksinasi. Hal itu menjadi salah satu pemicu adanya sikap antipati terhadap vaksin yang dilakukan oleh pemerintah.
“Yang pasti jika masih ada masyarakat yang khawatir bahwa vaksin ini seolah memasukkan penyakit ke dalam tubuh, itu salah. Itu mitos,” ujarnya, seperti dikutip dari siaran persnya, Jumat (9/10/2020).
Menurutnya, salah satu mitos yang bertahan dan mengubah pola pikir masyarakat sehingga menolak segala bentuk vaksinasi ini adalah hasil penelitian Dr. Andrew Wakefield pada 1998. Penelitian itu yang menyatakan bahwa imunisasi Measles-Mumps-Rubella (MMR) sebagai penyebab autism.
“Ini tidak benar. Namun mampu menjadi mitos yang kuat di masyarakat. Hasil penelitian inipun sesungguhnya telah ditarik dan dinyatakan sebagai informasi yang salah sehingga telah ditindak bahkan izin praktiknya dicabut oleh sebuah lembaga kesehatan, General Medical Council,” kata Reisa.
Baca Juga
Reisa mennjamin vaksin dibuat dari proses penelitian yang hati-hati, tahap uji klinis dan rangkaian panjang sehingga aspek kesehatannya terjamin bisa dipertanggungjawabkan. Hal itu berlaku pula pada vaksin Covid-19.
Reisa mengatakan, vaksinasi dan imunisasi harus dilakukan. Pasalnya hal itu tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga melindungi orang lain. Proses vaksinasi yang berjalan dengan lancar di masyarakat akan menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity di masyarakat.
"Maka ini penting. Imbasnya kekebalan tubuh kita siap untuk melawan dan mengalahkan penyakit. Kalau ada virus atau bakteri yang masuk ke tubuh kita, sudah kebal. Kalaupun ada yang lolos satu-dua ke tubuh, pasti tidak akan separah kalau tidak divaksinasi," tegasnya.
Pada kesempatan tersebut Reisa mengungkap bahwa saat ini PT Bio Farma tengah memproses pembuatan vaksin Sinovac pada fase III di tahap III. Jika sesuai harapan, maka pada awal tahun depan produksi bisa dilakukan secara massal untuk kemudian didistribusikan ke seluruh Indonesia.