Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Sosial Juliari P. Batubara meminta supaya mahasiswa mewaspadai pengaruh negatif media sosial yang bisa menjadi indikasi adanya proxy war.
Hal itu disampaikannya saat memberi kuliah umum atau studium generale daring Universitas Negeri Semarang pada Sabtu (3/10/2020).
Menurutnya, persaingan antarbangsa masih terus berlangsung saat ini dengan bentuk yang bermacam-macam, tidak terkecuali proxy war. Proxy war adalah perang yang dilakukan melalui pihak lain, atau tidak langsung, melalui saluran informasi.
Terlebih, saat ini proxy war dapat dengan mudah dilakukan teknologi, informasi, dan komunikasi yang makin canggih.
“Dari sini [telepon selulernya] tersebar informasi yang sangat terbuka yang belum tentu kebenarannya. Yang dikhawatirkan kalian sudah mengambil kesimpulan begitu saja tanpa mengecek kebenarannya,” katanya melalui siaran pers yang diterima oleh Bisnis, Minggu (4/10/2020).
Juliari menyatakan hal tersebut menunjukkan bahwa kompetisi saat ini tidak saja dipahami dalam konteks lokal atau nasional, tetapi sudah dalam skala global.
Baca Juga
“Itulah yang terjadi. Saat ini, kompetisi tidak saja antarmahasiswa, mahasiswa di sini dengan di perguruan tinggi lain, tapi sudah global,” tegasnya.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia sebenarnya bisa dengan cara memblokir semua jaringan internet, seperti yang dilakukan China. Dengan demikian tidak ada informasi yang masuk.
“Namun, ini bukan pilihan yang baik sebab kita akan seperti katak dalam tempurung. Tentu ini tidak kita harapkan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Mensos berpesan agar mahasiswa sebagai penentu masa depan bangsa perlu menyiapkan diri menghadapi tantangan tersebut.
Di tengah derasnya arus informasi yang banyak di antaranya tidak benar, mahasiwa perlu menggali kembali nilai-nilai luhur, jati diri bangsa, dan memahami landasan pembentukan negara.