Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah video rekaman beredar di grup Whatsapp (WA) yang menyatakan Gunung Anak Krakatau akan meletus dan mengakibatkan gempa skala magnitudo 8 dalam waktu dekat. Gempa itu juga disebutkan akan memicu tsunami.
Di rekaman itu, pemilik suara memperkenalkan dirinya bernama Andre dan mengaku mendapatkan informasi dari setda provinsi yang mendapatkan data resmi dari BMKG, dan memperingatkan keluarga yang di sekitar pantai perlu waspada.
Menanggapi video itu, Pemprov Banten mengatakan bahwa itu adalah rekaman hoaks yang pernah beredar usai tsunami akhir 2018.
Kepala Dinas Kominfo Provinsi Banten Eneng Nurcahyati menegaskan rekaman hoaks ancaman tsunami akibat letusan Gunung Krakatau yang kini beredar di masyarakat adalah hoaks.
"Rekaman itu pernah beredar usai terjadi tsunami Selat Sunda di akhir tahun 2018. Tsunami akibat longsor Gunung Krakatau yang menerjang pesisir pantai barat Provinsi Banten di sebagian wilayah Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak," jelasnya dikutip dari akun instagram Pemprov Banten.
Masih menurut Kadiskominfo Banten, rekaman itu tidak berdasarkan pada sumber yang jelas. Hanya menyebut BMKG dan setda provinsi.
Dijelaskan, pada umumnya letusan gunung berapi tidak-tiba. Akan tetapi diawali dengan aktivitas vulkanik gunung berapi bersangkutan yang meningkat dengan ditandai oleh gempa vulkanik, guguran lava, hingga semburan debu vulkanik dan suara gemuruh.
"Pada situasi seperti saat itu, pihak BMKG biasanya sudah aktif memperingatkan semua pihak terkait. Termasuk kepada masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi," ungkap Kadiskominfo.
"Semoga masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak jelas sumber dan kebenarannya alias hoaks," tambahnya