Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Komisi E DPRD Jakarta dari Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk tidak bermain dengan data terkait klaim penurunan kasus aktif Covid-19.
Menurut Anggaran klaim itu justru memberi gambaran palsu bahwa kondisi pandemi Covid-19 di DKI Jakarta sudah tertangani dengan baik. Padahal, dia membeberkan, kasus positif Covid-19 harian masih bertambah di atas 1.000.
“Gubernur Anies mengklaim PSBB menurunkan kasus aktif dan nilai reproduksi. Tapi itu sesuai ekspektasi karena aktivitas turun, maka pasti penularan turun,” kata Anggara melalui keterangan tertulis pada Selasa (29/9/2020).
Dia menyesalkan Pemprov DKI tak kunjung meningkatkan kapasitas test, trace, isolate (TTI) di masa pengetatan PSBB jilid kedua. Dari hasil sidak di lapangan, dia mengungkapkan masa tunggu hasil tes usap semakin panjang dari yang seharusnya 2 hari menjadi 7 sampai 8 hari.
“Ini meningkatkan resiko penularan karena selama menunggu, pasien masih mengira tidak terinfeksi dan masih berkegiatan padahal sudah positif Covid-19,” kata dia.
Di sisi lain, dia mengatakan, Konversi Rumah Sakit untuk menopang rumah sakit yang okupansi penuh juga terkendala dana BTT (Belanja Tidak Terduga) yang tak kunjung cair. Hal itu ditemui saat melakukan sidak ke Rumah Sakit Kebayoran Lama dan Kebayoran Baru yang menjadi penyangga RSUD Pasar Minggu yang mulai kewalahan menangani pasien Covid-19.
Baca Juga
“Sekarang tinggal itikad baik Gubernur apakah mau segera mencairkan dana tersebut, atau menunggu Rumah Sakit angkat tangan dulu,” ujar Anggara.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim telah terjadi pelandaian kurva penambahan kasus harian Covid-19 di Jakarta. Pelandaian, ujar Anies, terjadi setelah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 12 hari.
Pada 12 hari pertama bulan September atau semasa PSBB transisi, ujar Anies, pertambahan kasus aktif Covid-19 sebesar 3.864 atau sekitar 49 persen.
Setelah itu, ketika periode PSBB jilid kedua. penambahan jumlah kasus aktif berkurang menjadi 12 persen atau 1.453 kasus.
“Kini, 12 hari keputusan menarik rem darurat, peningkatan kasus positif dan kasus aktif memang masih terjadi, namun tampak jelas telah melambat atau mendatar," ujar Anies.