Bisnis.com, JAKARTA - Singapura akan menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan verifikasi wajah dalam program identitas nasionalnya.
Pemeriksaan biometrik tersebut akan memberi warga Singapura akses yang aman untuk layanan swasta dan pemerintah.
Badan teknologi nasional Singapura menyatakan program itu akan menjadi "fundamental" bagi ekonomi digital negara.
Teknologi pengenal wajah telah diujicobakan dengan bank dan sekarang mulai diluncurkan secara nasional. Teknik ini tidak hanya sekadar mengidentifikasi seseorang tetapi memastikan mereka benar-benar ada.
"Anda harus memastikan bahwa orang tersebut benar-benar hadir saat mereka melakukan otentikasi, bahwa Anda tidak melihat foto atau video atau rekaman yang diputar ulang atau pemalsuan," kata Andrew Bud, pendiri dan kepala eksekutif iProov, Inggris, perusahaan yang menyediakan teknologi tersebut.
Teknologi itu akan diintegrasikan dengan skema identitas digital negara SingPass sehingga memungkinkan akses ke layanan pemerintah.
"Ini pertama kalinya verifikasi wajah berbasis cloud digunakan untuk mengamankan identitas orang-orang yang menggunakan skema identitas digital nasional," kata Bud seperti dikutip BBC.com, Senin (28/9/2020).
Pengenalan dan verifikasi wajah bergantung pada pemindaian wajah subjek, dan mencocokkannya dengan gambar di database yang ada untuk memastikan identitas mereka.
Perbedaan utamanya adalah verifikasi memerlukan persetujuan eksplisit dari pengguna, dan pengguna mendapatkan sesuatu sebagai imbalannya, seperti akses ke ponsel atau aplikasi ponsel cerdas bank mereka.
Teknologi pengenalan wajah bisa memindai wajah semua orang di stasiun kereta dan memberi tahu pihak berwenang jika penjahat yang diinginkan berjalan melewati kamera.
"Pengenalan wajah memiliki berbagai implikasi sosial dan sangat tidak berbahaya," kata Bud.