Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid mendesak China memberikan penjelasan soal kabar penghancuran ribuan masjid di Xinjiang dan perlakuan tidak manusiawi terhadap muslim Uighur.
Wamenag mencermati perkembangan berita tersebut dan terus mencermati perkembangannya.
"Kami meminta otoritas setempat dalam hal ini Pemerintah China untuk memberikan kejelasan apa yang terjadi. Sehingga dapat menjawab pertanyaan umat muslim di dunia tentang apa yang sesungguhnya terjadi," katanya seperti dikutip dari siaran pers, Senin (28/9/2020).
Hal ini dilatar belakangi laporan oleh Autralian Strategy Policy Institute (ASPI) terdapat sekitar 16.000 masjid di Xinjiang atau sekitar 65 persennya telah dihancurkan oleh pemerintah China sejak 2017. Data ini didapat melalui pengamatan gambar satelit.
Sementara itu, sekitar 8.500 telah dihancurkan secara langsung. Namun, sebagian besarbtanah tempat masjid-masjid itu pernah berdiri tetap kosong.
Lebih dari 30 persen titik penting untuk umat Islam Uighur seperti kuburan dan jalanan telah dihancurkan. Kendati demikian, China membantahnya.
Baca Juga
Menurut Wamenag, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk mendiskusikan informasi tersebut, sekaligus menyampaikan kepedulian muslim Indonesia kepada masyarakat Uighur. "Karena ini menyangkut dengan hubungan diplomatik," tutur Wamenag.
Dengan permasalahan kehidupan beragama di sana, Wamenag menggaris bawahi tentang pentingnya kebebasan dalam beragama.
"Kami di Kementerian Agama berpandangan bahwa kebebasan beragama adalah hak asasi manusia yang harus dilindungi, dijaga, dan dihormati," tegasnya.