Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMKG Gelar Pelatihan Evakuasi Tsunami di Pantai Jawa, Terkait Potensi Tsunami 20 Meter?

Jadi kalau ini tidak ada kaitannya dengan riset (ITB). Sebenarnya kita sudah menyiapkan jauh hari sejak 2019. Kita sudah menyiapkan bahwa nanti di selatan Jawa akan ada skenario gempa yang magnitudonya 9.1. Itu sudah kita siapkan jauh hari
Gempa
Gempa

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan mengadakan pelatihan evakuasi tsunami untuk menguji kesiapan sistem diseminasi dalam menghadapi ancaman gempa bumi yang berpotensi gelombang pasang itu di selatan Pulau Jawa.

"Jadi dalam waktu dekat ini akan ada kegiatan Indian Ocean Wave Exercise 20 (IOWave20). Itu simulasi," kata Kepala Pusat Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dikutip dari Antara.

Ia mengatakan kegiatan tersebut setiap dua tahun sekali dan rencananya telah disiapkan sejak 2019 untuk menguji kesiapan sistem diseminasi BMKG dalam menghadapi ancaman gempa yang berpotensi tsunami.

"Jadi kalau ini tidak ada kaitannya dengan riset (ITB). Sebenarnya kita sudah menyiapkan jauh hari sejak 2019. Kita sudah menyiapkan bahwa nanti di selatan Jawa akan ada skenario gempa yang magnitudonya 9.1. Itu sudah kita siapkan jauh hari," kata dia menanggapi hasil riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan kemungkinan potensi gempa dengan magnitudo 9.1 yang berpotensi tsunami hingga 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Sebelumnya, BMKG telah membuat skenario yang memprediksi potensi gempa bumi dengan magnitudo 9.1 di kedalaman 10 kilometer di selatan Pulau Jawa.

Skenario tersebut, katanya, untuk menguji kesiapan sistem diseminasi BMKG dan tidak untuk meresahkan masyarakat.

Tetapi, katanya, demi menyiapkan upaya mitigasi terbaik untuk menghadapi kemungkinan potensi gempa yang dapat menimbulkan tsunami.

"Bahwa itu terjadi atau tidak kita enggak pernah tahu, tetapi kesiapsiagaan itu penting. Dan untuk kita adalah menguji sistem yang ada di BMKG, khususnya diseminasinya," ujar dia.

Dalam kegiatan tersebut, BMKG akan menyimulasikan langkah-langkah evakuasi bilamana terjadi gempa yang berpotensi tsunami, sehingga dapat dipahami para pemangku kebijakan kebencanaan di masing-masing daerah yang berpotensi terkena dampak tsunami.

Dalam pelatihan evakuasi tersebut, BMKG akan memberikan peringatan dini bahwa akan terjadi gempa yang berpotensi tsunami dengan besaran magnitudo dan waktu kejadian yang akan disebutkan secara rinci di daerah-daerah yang terancam terkena dampak.

"Bahwa gempanya terjadi jam sekian, magnitudonya sekian di daerah-daerah yang terancam. Misalnya kabupaten kota yang terdampak disebutkan, misalnya levelnya awas, siaga, atau waspada dan jam waktu tiba tsunami juga disebutkan di situ. Sehingga BPBD paham terhadap informasi itu. Jangan sampai begitu kirim infonya, ternyata enggak paham. Jadi itu yang kita simulasikan," demikian Rahmat Triyono.

Sebelumnya, Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkapkan hasil riset jalur sepi gempa (seismic gap) di Samudera Indonesia selatan Jawa berpotensi sebagai sumber gempa besar megathrust.

Skenario terburuknya adalah ketika segmen-segmen megathrust di sepanjang Jawa itu pecah secara bersamaan dan membangkitkan tsunami.

“Tinggi tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur,” kata Guru Besar bidang Seismologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro.

Menurutnya, tidak ada gempa besar bermagnitudo 8 atau lebih dalam beberapa ratus tahun terakhir mengindikasikan ancaman gempa tsunamigenik dahsyat di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Ini seperti yang ditemukannya dalam studi terbaru tim yang dipimpinnya menggunakan data gempa dari katalog BMKG dan katalog International Seismological Center (ISC) periode April 2009 sampai November 2018.

Hasil pengolahan data gempa itu menunjukkan adanya zona memanjang di antara pantai selatan Pulau Jawa dan Palung Jawa yang hanya memiliki sedikit aktivitas kegempaan. “Karena itu kami mengidentifikasinya sebagai seismic gap,” ujar Widyantoro lewat keterangan tertulis, Jumat, 18 September 2020.

Selain analisis data gempa dan tsunami, tim memanfaatkan data GPS dari 37 stasiun yang dipasang di Jawa Tengah dan Jawa Timur selama enam tahun terakhir untuk mempelajari sumber gempa di masa mendatang. Hasil pengolahan data dengan teknik inversi data GPS ini juga digunakan sebagai model simulasi numerik tinggi tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa jika terjadi gempa besar.

Dengan membandingkan bidang deformasi yang diamati dengan model gerakan lempeng dalam jangka panjang, hasil inversi data GPS dapat mengungkap proses akumulasi regangan saat ini yang kemungkinan mencerminkan pembentukan energi regangan jangka panjang. Jika deformasi GPS yang diamati lebih kecil daripada laju gerak lempeng (defisit slip), area tersebut berpotensi menjadi sumber gempa pada masa mendatang.


 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara dan Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper