Bisnis.com, JAKARTA – Akibat terdampak pandemi Covid-19, bisnis pendidikan bimbingan belajar Ganesha Group terpaksa ikut terjerumus ke dalam kondisi krisis. Omzetnya bahkan turun sampai 90 persen.
CEO Ghanesa Group Bayu Rheksa Nugraha menyebut Ganesha Group yang menaungi beberapa program pendidikan khusus seperti bimbingan belajar dan pendidikan profes harus bekerja sama dengan sekolah untuk promosi dan sosialisasi, tapi sekarang sekolah harus ditutup.
“Jadi kegiatan sosialisasi dan promosi ini jadi sulit sekali. Harusnya, sekarang itu biasanya bisa dibilang musim panen karena tahun ajaran baru, tapi malah jadi gagal panen karena sekolah tutup. Omzet bahkan turun sampai 90 persen dari tahun sebelumnya,” ungkapnya, Selasa (15/9/2020).
Penurunan omzet tersebut terjadi lantaran program bimbingan belajar menjadi pangsa pasar terbesar bagi Ganesha Group dan harus bersentuhan langsung dengan sekolah untuk sosialisasi, promosi, dan kerja sama.
Agar bisa tetap bertahan di tengah kondisi ini, Ganesha mengeluarkan program Entrepreneurship Skill Program (ESPro) yang ditujukan bagi pengangguran agar memiliki kemampuan lebih untuk mencari penghasilan tambahan.
“Kami lihat ada segmentasi pasar yang berbeda. Kita lihat banyak pengangguran karena PHK, banyak yang baru lulus dan belum bisa diterima bekerja, ibu-ibu rumah tangga juga, sehingga tetap bisa punya penghasilan dari kemampuan baru dari belajar di program ini,” kata dia.
Contoh, untuk ibu-ibu bisa diajarkan membuat kue atau roti dan belajar bagaimana membangun bisnis membuka toko roti. Sementara, untuk mahasiswa bisa dididik menjadi barista yang sekarang banyak dibutuhkan.
“Kami ada 9 program baru yang akan dilaunching bulan ini untuk mengurangi angka kemiskinan akibat pengangguran karena terdampak pandemi ini,” jelasnya.