Bisnis.com, JAKARTA - Perseteruan dua "gajah" alias kekuatan terbesar ekonomi dunia membuat Taiwan mendapat manfaat tidak langsung.
Makin memanasnya perselisihan antara Amerika Serikat dan China membuahkan pengembalian investasi bagi Taiwan.
Menteri Urusan Ekonomi Wang Mei-hua mengatakan sejak Januari tahun lalu, lebih dari 1,1 triliun dolar Taiwan (US$38 miliar) investasi Taiwan kembali ke dalam negeri.
Hal itu bisa terjadi karena dalam rantai pasokan produksi, Taiwan berada di antara Beijing dan Washington. Banyak perusahaan Taiwasn yang mengoperasikan pabrik di China dan menjadi pemasok bagi perusahaan AS.
Ketegangan dua negara besar itu mendorong perusahaan Taiwan merelokasi sebagian produksi ke dalam negeri.
Pemerintah Taiwan telah membantu memberi keringanan pajak dan dukungan lainnya, dan investasi itu telah meredam sebagian pukulan dari pandemi Covid-19.
Perusahaan teknologi termasuk Innolux Corp., Accton Technology Corp. dan Quanta Computer Inc. telah membangun pabrik baru di Taiwan.
Bahkan rantai pasokan untuk pabrikan kendaraan listrik termasuk Tesla Inc., yang memiliki pabrik di Shanghai, juga bergerak ke Taiwan.
Langkah perusahaan Taiwan ini berbeda dengan perusahaan AS, yang belum menanggapi seruan Presiden Donald Trump untuk pulang.
Namun, meningkatnya ketidakpercayaan terhadap China membuat perusahaan AS memindahkan rantai pasokan mereka ke tempat lain.
Wang mengatakan bahwa pendorong utama perusahaan yang kembali ke Taiwan adalah masalah kekayaan intelektual dari pelanggan AS.
"Perusahaan hulu lah yang menentukan arah investasi Taiwan. Tren umum adalah penciptaan rantai pasokan jalur kedua yang kurang dapat diandalkan di China," kata Roy Chun Lee, wakil direktur eksekutif Pusat WTO & RTA Taiwan di Chung-Hua Institution for Economic Research, dilansir Bloomberg, Senin (14/9/2020).
Salah satu contohnya adalah Wistron NeWeb Corp, yang mengumumkan investasi 2,7 miliar dolar Taiwain di sebuah pabrik di negara itu pada Juni.
Langkah tersebut diambil setelah pelanggan meminta Wistron NeWeb Corp, melakukan diversifikasi produksi. Perusahaan tersebut membuat router dan perlengkapan nirkabel lainnya, dan menjadi pemasok bagi AT&T Inc. dan HP Inc.
Pada Januari tahun lalu, Presiden Tsai Ing-wen meluncurkan program tiga tahun untuk mendorong pebisnis Taiwan yang beroperasi di luar negeri kembali ke dalam negeri dan memulangkan manufaktur dan investasi.
Setelah lonjakan awal, laju pengembalian investasi telah melambat tahun ini, beberapa di antaranya kemungkinan karena pandemi Covid-19.
Ada juga pergeseran sektor dari teknologi informasi dan komunikasi, yang mendominasi tahun lalu. Investasi dalam bahan majemuk dan suku cadang dan komponen mobil meningkat.
Sementara itu, bukan hanya pelanggan AS yang mendorong perusahaan pemasok untuk kembali ke dalam negeri. Perusahaan asal Eropa kini juga mengekor langkah tersebut.
"Perusahaan Eropa kini mulai mengikuti dan merekomendasikan agar pemasok mereka melakukan diversifikasi jauh dari China. Meningkatnya biaya produksi di China adalah sebuah masalah, dan ada juga biaya yang terkait dengan ketidakpastian politik di sana, termasuk hubungan yang semakin tegang antara China dan Uni Eropa," kata Lee.