Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu Retno Soroti Pekerja Migran Perempuan dalam Pertemuan Asean

Indonesia meminta seluruh pihak memastikan selama pandemi, perempuan memiliki kesetaraan hak dan akses termasuk di dalam pelayanan kesehatan.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memberikan pernyataan pers terkait larangan masuk sementara bagi warga negara asing ke Indonesia di Kantor Kementerian Luar Negeri Jakarta, Kamis (5/3/2020). Pemerintah Indonesia mengeluarkan larangan masuk sementara ke Indonesia bagi warga negara asing dari sejumlah wilayah di Iran, Korea Selatan dan Italia terkait menyebarnya virus corona di tiga negara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memberikan pernyataan pers terkait larangan masuk sementara bagi warga negara asing ke Indonesia di Kantor Kementerian Luar Negeri Jakarta, Kamis (5/3/2020). Pemerintah Indonesia mengeluarkan larangan masuk sementara ke Indonesia bagi warga negara asing dari sejumlah wilayah di Iran, Korea Selatan dan Italia terkait menyebarnya virus corona di tiga negara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyoroti hak pekerja migran perempuan terhadap akses kesehatan di era pandemi.

Hal ini disampaikan dalam pertemuan Asean Intergovernmental Commission on Human Rights atau AICHR Representatives (Komisi Antar Pemerintah Asean untuk Hak Asasi Manusia atau Perwakilan AICHR), Kamis (10/9/2020).

Dari 9,9 juta pekerja migran Asean, sebanyak 48,7 persen merupakan perempuan. Untuk itu, Indonesia meminta seluruh pihak memastikan selama pandemi, perempuan memiliki kesetaraan hak dan akses termasuk di dalam pelayanan kesehatan.

Kesetaraan ini termasuk terhadap migran gelap dari etnis Rohingya. “Mereka telah mempertaruhkan nyawa mereka dan menempuh cara yang sangat membahayakan untuk mencari hidup yang lebih baik, dan sebagian besar diantara mereka adalah perempuan dan anak,” ungkap Retno dalam press briefing pada hari yang sama.

Pada pertemuan malam harinya, Menlu Retno akan melanjutkan agenda pertemuan dalam Asean Ministerial Dialogue on Strengthening Women’s role for Sustainable Peace and Security (Dialog Kementerian Asean tentang Penguatan Peran Perempuan untuk Perdamaian dan Keamanan Berkelanjutan).

Dalam pertemuan ini, Retno berencana untuk mengusulkan gerakan global untuk meningkatkan peran perempuan dalam perdamaian.

Terdapat tiga hal penting di antaranya, pertama, pentingnya mendobrak rintangan struktural maupun kultural terhadap peran perempuan dalam perdamaian dan keamanan. Kedua, memastikan adanya perangkat dan situasi yang mendukung bagi pemberdayaan perempuan dalam perdamaian dan keamanan.

“Termasuk melalui tindakan afirmasi, insentif, pengembangan kapasitas perempuan dan lainnya,” paparnya.

Ketiga, memperkuat jejaring global/global network untuk perempuan dalam perdamaian dan keamanan.

Dalam 5 tahun terakhir, isu perempuan telah menjadi salah satu isu utama dalam politik luar negeri Indonesia, terutama di Afghanistan, Palestina, maupun di Asean.

Salah satu pencapaian sukses Indonesia adalah saat Presidensi Dewan Keamanan PBB Agustus 2020, Indonesia berhasil mengumpulkan sponsor dari 97 negara untuk mengesahkan resolusi no. 2358 mengenai perempuan dalam misi perdamaian PBB.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper