Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya mengembangkan vaksin Covid-19 melalui kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara dan pihak swasta baik di dalam maupun luar negeri. Sedikitanya, terdapat 10 sumber pembuatan obat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa upaya mendapatkan vaksin dari negara lain ini tak lepas dari upaya diplomasi yang telah dilakukan. Sumber pertama adalah melalui kerja sama dengan perusahaan asal China, Sinovac.
“Di mana sedang dipersiapkan Sinovac dengan vaksin tahap awal sebesar 30 juta dan akses sampai tahun depan mendapatkan sekitar 290 juta,” katanya pada sambutan diskusi virtual, Kamis (10/9/2020).
Sumber kedua yaitu G-42/Wuhan Institute Biological Products/Sinopharm. Akses vaksin ini mampu menghasilkan sekitar 60 juta-110 juta dosis. Kemduian, sumber berikutnya adalah AstraZeneca yang bekerja sama dengan University of Oxford/Imperial College London dengan perkiraan selesai uji klinis pada akhir Oktober ini.
Gavi/Cepi menjadi sumber keempat yang saat ini sedang dihentikan sementara uji klinisnya untuk mengkaji efek samping. Sumber selanjutnya, CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotecknology.
Keenam adalah BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer. Kemudian Moderna/ National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Uji klinis vaksinnya tengah berlangsung di Amerika Serikat dan diperkirakan selesai Oktober.
Baca Juga
Sumber kedelapan adalah Acturus Therapeutics/Duke-NIUS yang diperkirakan selesai awal 2021. Lalu ada Genexine Korea yang diharapkan siap edar pada Agustus 2021 setelah mendapat izin dari BPOM.
Airlangga menjelaskan bahwa sumber terakhir adalah Vaksin Merah Putih. Obat buatan dalam negeri ini diharapkan selesai akhir 2021.
“Dari berbagai jadwal, [vaksin] yang paling cepat di quarter I/2020 sekitar 30 juta. Sisanya masuk di quarter III dan quarter III,” jelasnya.