Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Irlandia mengalami kontraksi 6,1 persen pada kuartal kedua tahun ini karena lonjakan nilai ekspor mengimbangi sebagian besar dampak virus Corona.
Menurut Kantor Pusat Statistik (CSO), kemerosotan aktivitas jauh lebih rendah dari rata-rata zona euro sebesar 12 persen.
Meskipun demikian, penurunan produk dometik bruto (PDB) masih merupakan yang paling tajam dalam catatan, melebihi kontraksi 4,7 persen yang diderita pada kuartal keempat 2008.
CSO juga merevisi pertumbuhan pada kuartal pertama menjadi -2,1 persen, sehingga ekonomi Irlandia resmi dinyatakan resesi setelah dua triwulan berturut-turut mengalami kontraksi.
CSO mengatakan sektor-sektor yang berfokus pada pasar domestik mengalami tingkat aktivitas ekonomi yang jauh lebih rendah pada kuartal tersebut, dengan konstruksi menyusut sebesar 38,3 persen dan sektor distribusi, transportasi, hotel dan restoran menyusut sebesar 30,3 persen.
Konsumsi, komponen terbesar dari permintaan domestik, turun 19,6 persen karena toko-toko, bar dan restoran terpaksa tutup untuk mengekang penyebaran virus.
Baca Juga
Output industri secara keseluruhan tumbuh sebesar 1,5 persen persen dalam hal volume, dibantu oleh ekspor dari sektor ekonomi global.
"Pukulan itu tidak separah banyak mitra dagang kami, misalnya Inggris, zona euro dan AS di mana PDB turun masing-masing lebih dari 20, 12 dan 9 persen dalam periode yang sama," kata Menteri Keuangan Paschal Donohoe, dilansir Irish Times, Selasa (8/9/2020).
Dia melanjutkan, secara keseluruhan, angkanya seperti yang diprediksi berdasarkan aliran data pada kuartal kedua yang dirilis selama musim panas.
Hal itu mencerminkan dampak ekonomi ganda dari pandemi dengan ekspor neto yang secara positif berkontribusi pada PDB dan didukung oleh pertumbuhan yang kuat dalam ekspor farmasi, sementara ekonomi domestik mengalami pukulan yang parah.
"Meskipun penguncian nasional sangat parah, sebagian besar pabrikan terus berdagang dan ini tercermin dari angka ekspor kami," lanjutnya.
Namun, banyak dari sektor domestik Irlandia yang ditutup sementara sehingga menimbulkan kontraksi besar dalam permintaan domestik yang terlihat hari ini.
Menteri Keuangan Paschal Donohoe mengungkapkan hasil laporan PDB tersebut sesuai dengan perkiraan berdasarkan data-data ekonomi yang dikumpulkan sepanjang kuartal II/2020
"Pukulan itu tidak separah banyak mitra dagang kami, misalnya Inggris, zona euro dan AS di mana PDB turun masing-masing lebih dari 20, 12 dan 9 persen dalam periode yang sama," kata Donohoe.