Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Kesehatan untuk membuat desain perencanaan tes PCR. Pasalnya saat ini ada sejumlah provinsi dengan jumlah uji sangat tinggi, sedangkan ada juga yang masih rendah.
“Jadi desain perencanaan itu harus betul-betul komprehensif. Menyangkut berapa jumlah lab yang harus ada di sebuah provinsi dan berapa reagen yang harus terdistribusi pada sebuah provinsi,” kata Presiden Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna untuk penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/9/2020).
Jokowi melanjutkan bahwa pengujian spesimen terkait virus Corona diperlukan untuk memetakan pasien Covid-19. Melalui perencanaan yang baik, pemetaan kasus positif dapat dilakukan secara komprehensif.
“Dan strategi jejaring lab, strategi jejaring lab ini penting. Jadi bukan berdasarkan wilayah administrasi tapi sekali lagi desain perencanaan harus betul-betul ada dan disiapkan,” katanya.
Adapun, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan jumlah spesimen harian yang telah diperiksa, per Minggu (6/9/2020), masih di bawah target. Presiden sebelumnya mematok 30.000 spesimen per hari.
Berdasarkan laporan harian Satgas Penanganan Covid-19, jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 27.979. Realisasi tersebut lebih rendah jika dibandingkan hari sebelumnya, Sabtu (5/9/2020) yaitu 30.640 spesimen.
Baca Juga
Spesimen yang telah diperiksa berdasar data hari itu, terdiri atas 27.719 spesimen yang diperiksa dengan metode Real Time PCR (RT-PCR), dan 260 spesimen yang diperiksa dengan metode tes cepat molekuler (TCM).
Dari 320 laboratorium jejaring Kemenkes, 158 lab melakukan pemeriksaan dengan metode RT-PCR dan 138 lab melakukan pemeriksaan dengan metode TCM. Selain itu terdapat 24 lab yang melakukan tes berdsarkan metode RT-PCR dan TCM.
Jumlah orang yang diperiksa pada hari itu sebanyak 13.225 orang, dengan perincian pemeriksaan RT-PCR dilakukan terhadap 13.003 orang, sedangkan pemeriksaan TCM dilakukan terhadap 222 orang.