Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amankan Pasokan, China Mulai Kembangkan 2 Proyek Pembangkit Listrik Nuklir

Prioritas China ke depan adalah mengembangkan energi yang bersih, efisien, dan dari sumber karbon rendah.
Ilustrasi reaktor nuklir/JIBI Photo.
Ilustrasi reaktor nuklir/JIBI Photo.

Bisnis.com, JAKARTA - China meneken dua proyek pembangunan pembangkit listrik bertenaga nuklir pada pekan lalu sebagai langkah mengamankan kebutuhan energi.

Dilansir dari South China Morning Post, Minggu (6/9/2020), Direktur China Energy Programme Oxford Institute untuk studi energi mengungkapkan bahwa keamanan energi tengah menjadi fokus pemerintah China.

"Hubungan yang memburuk dengan AS telah meningkatkan kekhawatiran ketergantungan impor di saat Covid-19 telah menekan kemacetan infrastruktur domestik terkait dengan distribusi dan penyimpanan," katanya.

Hingga saat ini China masih bergantung dengan pembangkit listrik batu bara dan bahan bahan bakar fosil. Namun sejak Mei, anggota kabinet mulai mengajukan pembangunan pembangkit listrik dari sumber energi lain. Hal ini ditulis dalam laporan tahunannya.

"Kami akan terus mendorong pngmbangan pembangkit listrik tenaga batu bara, secara aktif tetapi hati-hati mengembangkan tenaga air, fasilitas tenaga nuklir canggih dengan aman, dan menjaga pengembangan tenaga angin dan photovoltaic," seperti ditulis dalam laporan.

China tercatat menjadi importir minyak, gas, dan batubara terbesar di dunia setelah AS dengan kenaikan sebesar 9,5 persen.

Yang Fuqiang, penasihat senior energi untuk Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam Beijing mengatakan prioritas China adalah mengembangkan energi yang bersih, efisien, dan dari sumber karbon rendah.

"Kami perlu menyeimbangkan pengembangan energi dari sumber yang berbeda, tetapi ada juga prioritas bahwa batubara..harus memberi jalan kepada energi terbarukan dan memainkan peran pendukung," katanya.

Sementara itu, Xinhua melaporkan pada Mei, sektor energi terbarukan China tumbuh 8,4 persen pada kuartal I/202, menurut National Energy Administration (NEA).

Sepanjang Januari - Maret, China telah memasang kapasitas energi terbarukan hingga 802 juta kilowatt. Output listrik dari energi terbarukan tercatat mencapai 392,34 miliar kWh pada kuartal I/2020.

Angka itu naik 3,84 juta kWh dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Suplai energi terbarukan stabil setelah dimulainya operasional industri energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper