Bisnis.com, JAKARTA - Tren penurunan penjualan kendaraan bermotor masih berlangsung di Jepang. Berdasarkan data Asosiasi Dealer Kendaraan Bermotor Jepang, penjualan kendaraan bermotor sepanjang Agustus 2020 anjlok 18,5 persen secara year on year (yoy).
Penurunan ini memang tidak separah bulan-bulan sebelumnya. Meski demikian, angka 18,5 persen masih dinilai jauh dari ekspektasi. Apalagi mengingat kondisi Jepang yang sudah jauh lebih meringankan kebijakan pembatasan sosial.
Ekonom Sumitomo Life Insurance Co Hiroaki Muto mengatakan kondisi tersebut bakal jadi tantangan berat bagi pemerintah. Terutama bagi calon Perdana Menteri (PM) baru yang bakal menggantikan posisi Shinzo Abe.
"Pemulihan konsumsi terasa lebih lemah di Jepang daripada di negara-negara lain seperti Amerika Serikat, misalnya. Dengan kondisi sekarang, belum ada sosok yang bisa menunjukkan kapasitas memperkuat kebijakan fiskal," tutur Muto seperti diwartakan Bloomberg, Selasa (1/9/2020).
Abe mengumumkan rencana pensiunnya pekan lalu, dengan faktor kesehatan sebagai alasan utama. Mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba dan Ketua Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga merupakan dua kandidat terkuat penerus Abe.
Sebelumnya, pada Juli 2020 penjualan kendaraan bermotor di Jepang juga anjlok 20,4 persen secara yoy. Sejak pandemi Covid-19 hadir, penurunan penjualan terbesar terjadi pada Mei 2020 dengan angka minus 40,2 persen secara yoy.
Baca Juga
Adapun per Selasa (1/9) hari ini jumlah kejadian Covid-19 di Jepang menyentuh 68.390 kasus. Sebanyak 56.802 kasus di antaranya telah dinyatakan sebagai kasus sembuh, dan jumlah korban meninggal diperkirakan berada pada angka 1.298 jiwa.