Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Pemeriksaan Covid-19 Sepekan Meningkat Signifikan, Tapi..

Hingga 30 Agustus 2020, pemeriksaan Covid-19 di Indonesia baru mencapai 46,85 persen dari ketentuan yang ditetapkan WHO.
Petugas melakukan tes usap atau PCR test virus Covid-19 di Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). GSI Lab melakukan tes usap Covid-19 secara walk thru, ride thru, dan drive thru. Bisnis/Hendri T Asworo
Petugas melakukan tes usap atau PCR test virus Covid-19 di Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). GSI Lab melakukan tes usap Covid-19 secara walk thru, ride thru, dan drive thru. Bisnis/Hendri T Asworo

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat jumlah pemeriksaan virus Corona (Covid-19) di Indonesia masih jauh di bawah standar.

Berdasarkan ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), negara ini seharusnya melakukan pemerisakan terhadap 267.700 orang per pekan. Hingga 30 Agustus 2020, Indonesia baru mencapai 46,85 persen dari ketentuan yang ditetapkan WHO.

“Saat ini indonesia baru mencapai 46,85 persen dari standar WHO tersebut dan pada minggu 24-30 agustus kita sudah mencapai 125.434 [orang],” kata Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers secara virtual dari Graha BNPB, Jakarta, Senin (31/8/2020).

Kendati demikian, menurut Wiku, jumlah pemeriksaan satu pekan terakhir naik relatif tinggi dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Berdasarkan data Satgas Covid-19 pada periode 17-23 Agustus 2020 jumlah pemeriksaan sebanyak 95.463 orang.

“Jadi kinerja pemeriksaaan laboratorium harapannya makin meningkat,” kata Wiku.

Adapun, Presiden Joko Widodo sejak beberapa bulan lalu menargetkan bahwa pengujian terkait virus Corona sebanyak 30.000 spesimen per hari. Dengan demikian dalam satu pekan, Indonesia dapat memeriksa 270.000 spesimen.

Namun, rata-rata pemeriksaan per hari selama dua pekan terakhir belum mencapai target tersebut. Berdasarkan catatan Satgas Covid-19, pemeriksaan per hari sekitar 20.000 spesimen hingga 25.000 spesimen.

Wiku sebelumnya menjelaskan bahwa kendala utama adalah sumber daya manusia. “SDM laboratorium yang memang pada saat ini jumlahnya tidak banyak dan tentu ini memerlukan mobilisasi dari SDM laboratorium yang lebih banyak sehingga jam operasionalnya bisa ditingkatkan,” kata Wiku.

Kemudian, pemerintah juga masih perlu meningkatkan jejaring pengiriman sampel dari fasilitas kesehatan ke laboratorium. Menurut Wiku perlu ada pengaturan agar tidak terjadi antrean panjang di laboratorium yang ada.

Sementara itu, pemerintah saat ini tengah berupaya meningkatkan kinerja penyelidikan epidemiologi dan pelacakan terduga pasien. Dengan demikian pengujian spesimen dari jumlah orang yang diperiksa dapat meningkat.

“Selain itu kita juga menambah laboratorium-laboratorium swasta untuk ikut serta di dalam testing ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper