Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Taiwan akhirnya menghapus kebijakan larangan impor daging babi dan sapi dari Amerika Serikat (AS). Langkah ini diumumkan Presiden Tsai Ing-wen pada pidato publik Jumat (28/8/2020).
Dalam keterangannya, Tsai menyebut manuver ini merupakan langkah awal untuk membuka opsi perjanjian dagang dengan Negeri Paman Sam.
"Meski begitu, Taiwan dan AS masih punya banyak pekerjaan untuk mencapai kesepakatan secara resmi," tuturnya, seperti diwartakan Bloomberg.
Babi merupakan hewan yang dagingnya paling banyak dikonsumsi di Taiwan. Menurut Badan Statistik Pemerintah, konsumsi babi rata-rata warga Taiwan menyentuh 40 kilogram per porang per tahun. Angka ini menempatkan Taiwan sebagai deretan lima negara dengan tingkat konsumsi daging babi tertinggi di dunia.
Adapun daging Babi, meskipun bukan merupakan yang paling baru, juga terus meningkat tingkat konsumsinya. Pada medio 2008-2018 peningkatan konsumsi daging sapi per kapita di Taiwan menyentuh angka 66%, dari 3,87 kilogram jadi 6,41 kilogram per orang per tahun.
Larangan impor daging sapi dari AS ditetapkan pemerintah sejak 2003, sementara larangan impor babi mulai berlaku pada 2006.
Baca Juga
Sejak saat itu, AS terus gencar melobi Taiwan agar memberikan kelonggaran. Namun, kedua pihak kerap gagal mencapai kesepakatan.