Bisnis.com, JAKARTA – Sepertinya Alibaba Group Holding Ltd. harus bersiap untuk menghadapi ancaman, tetapi ancaman itu bukan berasal dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Justru, ancaman terbesar datang dari halaman belakangnya sendiri alias dari China. Meningkatnya kompetisi antar perusahaan digital di China menjadi ancaman yang tak bisa disepelekan.
Dominasi Alibaba di sektor e-commerce China mendapat tantangan dari JD.com Inc. dan Pinduoduo Inc.
Sementara itu, medium ritel social misalnya Tencent Holdings Ltd. dan ByteDance Ltd. terus bersaing untuk mendapatkan supplier dan pembeli.
Ekonomi China yang pulih sangat cepat dari pandemi Covid-19 menjadi sentimen positif untuk mendongkrak output industri dan sentimen konsumen.
Pengumuman kinerja keuangan Alibaba yang akan dirilis pada Kamis (20/8/2020) bakal menjadi acuan bagi para investor terhadap performa perusahaan ini.
Baca Juga
“Alibaba sedang berkompetisi ketat di dua hal dalam satu waktu. Yang pertama dalam e-commerce dan satunya lagi pada jasa lokal offline. Ini adalah perusahaan yang agresif dan investor ingin melihat pencapaian di salah satu bidangnya,” kata analis Blue Lotus Capital Shawn Yang, dikutip dari Bloomberg.
Sementara itu, masih belum jelas apakah Trump akan menargetkan Alibaba, setelah TikTok dan WeChat. Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan belum ada proses formal yang diambil untuk Alibaba untuk saat ini.