Bisnis.com, JAKARTA - Zoom Video Communications Inc., aplikasi penyedia layanan konferensi telah membuka pusat data di Singapura, mendiversifikasi jaringannya dan berekspansi ke Asia Tenggara untuk pertama kalinya.
Pengguna Zoom sebelumnya melonjak secara global selama lockdown akibat pandemi vorus Corona. Namun, popularitas aplikasi yang meningkat juga menyoroti kerentanan dalam enkripsi perangkat lunaknya.
Pada April lalu, Singapura menghentikan sementara penggunaan aplikasi untuk pendidikan di rumah menyusul laporan peretas yang melanggar beberapa sesi dan memposting gambar asusila.
Dilansir Bloomberg, Selasa (18/8/2020), perusahaan yang berbasis di San Jose, California itu kemudian bekerja dengan Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura dalam menyiapkan pusat data baru, sehingga totalnya menjadi 18 situs secara global.
Lebih dari 400 sekolah kini menggunakan platform di Singapura di mana pendaftaran pengguna gratis meningkat 65 kali lipat dari Januari hingga April.
Abe Smith, kepala internasional Zoom, dalam pernyataan secara online mengatakan perusahaan juga berencana untuk mempekerjakan sejumlah teknisi dan staf penjualan untuk menawarkan layanan baru seperti Zoom Phone di kawasan ini.
Baca Juga
Perusahaan itu mendapat kecaman awal tahun ini setelah para peneliti menemukan enkripsi data selama konferensi online diahlihkan melalui China meskipun tidak ada satu pun peserta dari negara tersebut.