Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Hong Kong mengatakan dia mengalami masalah dalam menggunakan kartu kreditnya setelah AS menjatuhkan sanksi yang menargetkan pejabat China dan sekutunya di hub keuangan global tersebut.
“Untuk saya sendiri, tentu saja akan ada sedikit ketidaknyamanan di sana-sini, karena kami harus menggunakan beberapa layanan keuangan dan kami tidak tahu apakah itu akan berhubungan kembali dengan agensi yang memiliki beberapa bisnis di Amerika - dan penggunaan kartu kredit agak terhambat," kata Pemimpin Eksekutif Carrie Lam dalam wawancara CGTN yang diposting Senin malam (17/8/2020).
Lam sendiri masuk ke dalam 11 pejabat yang terkena sanksi AS pada bulan ini. Sanksi yang diinisiasi oleh Presiden Donald Trump tersebut dijatukan kepada mereka yang memiliki peran politik dalam menekan kebebasan Hong Kong di tengah penerapan undang-undang keamanan sejak Juni lalu.
"Hal yang paling penting adalah kami merasa terhormat, di tengah momen historikal ini, telah dipercaya oleh pemerintah pusat untuk menegakkan undang-undang untuk menjaga keamanan nasional," ujar Lim dikutip dari Bloomberg.
Menurutnya, semakin banyak kritik tentang China yang menghantam kami, semakin efektif kebijakan ini dalam mencapai tujuannya. Juru bicara Visa dan Mastercard hingga saat ini tidak memberikan tanggapan apapun terkait dengan masalah kartu kredit Lim.
Perbankan China yang beroperasi di Hong Kong mengambil langkah tentatif dengan mengikuti sanksi AS. Langkah ini harus dilakukan karena perbankan China tersebut harus mengamankan aset mereka seiring dengan krusialnya pendanaan dalam dolar, sekaligus mengamankan cabang mereka di luar negeri.
Baca Juga
Perbankan besar China yang beroperasi di AS a.l. Bank of China Ltd., China Construction Bank Corp., dan China Merchants Bank Co.