Bisnis.com, JAKARTA - Kunjungan Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar menemui Presiden Taiwan Tsai Ing-wen akhir pekan lalu memicu kemarahan China.
Taiwan menghadapi posisi yang semakin sulit karena China menekan negara pulau yang masih dianggap sebagai bagian dari provinsi China itu.
China mendesak Taiwan untuk menerima kondisi yang akan mengubahnya menjadi semacam daerah khusus seperti Hong Kong, menurut seorang diplomat terkemuka negara itu.
Azar tiba di Taiwan pada Minggu sebagai pejabat tingkat tertinggi AS yang berkunjung dalam kurun empat dekade.
Jet tempur China secara singkat melintasi garis median Selat Taiwan kemarin meski sempat dilacak oleh rudal antipesawat Taiwan.
Pihak Taiwan menyebut apa yang dilakukan China sebagi sebuah gangguan keamanan.
Perjalanan Azar ke Taiwan juga bertepatan dengan tindakan keras di Hong Kong yang dikuasai China, setelah polisi menangkap taipan media Jimmy Lai berdasarkan Undang-undang Keamanan Nasional baru.
"Hidup kami menjadi semakin sulit karena China terus menekan Taiwan agar menerima aturan politiknya, kondisi yang akan mengubah Taiwan menjadi Hong Kong berikutnya," kata Menteri Luar Negeri Joseph Wu pada pertemuan media bersama dengan Azar di Taipei seperti dikutip Aljazeera, Selasa (11/8/2020).
China sebelumnya mengusulkan model otonomi "satu negara, dua sistem" untuk membuat Taiwan menerima aturan seperti yang diberlakukan di Hong Kong.
Akan tetapi proposal tersebut ditolak oleh Taiwan dan semua partai besar dan pemerintah di wilayah tersebut.
Wu mengatakan Taiwan beruntung memiliki teman seperti Azar di Amerika Serikat untuk membantu memperjuangkan wilayah internasional Taiwan.
"Kami tahu ini bukan hanya tentang status Taiwan, tetapi tentang mempertahankan demokrasi dalam menghadapi agresi otoriter. Taiwan harus memenangkan pertempuran ini agar demokrasi menang," katanya.