Bisnis.com, JAKARTA – Obat khusus untuk pasien terinfeksi virus Corona atau Covid-19 hingga saat ini belum ditemukan. Namun, Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyarankan penggunaan regimen obat tertentu yang sampai saat ini ampuh untuk menyembuhkan pasien virus Corona.
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Santoso mengatakan para pasien yang dirawat di rumah sakit, baik di Rumah Sakit Darurat maupun rumah sakit umum, bisa diberi regimen obat dengan kombinasi Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroklorokuin, Oselvetamir dan Vitamin.
“Kombinasi dibagi tiga bisa dengan Oseltamivir atau diganti dengan Favipravir, dan Lopinavir dan Ritonavir. Ini semuanya obat antivirus yang umum digunakan,” jelas Agus, Selasa (18/8/2020).
Adapun, regimen pengobatan tersebut sudah tertuang dalam Pedoman Penanganan Covid-19 yang sudah dikeluarkan dan digunakan sejak awal April 2020.
Dalam pengobatannya, pasien dikategorikan mulai dari gejala ringan, sedang, berat, sampai kritis.
Agus menyebutkan 81 persen pasien umumnya tanpa gejala, ringan dan sedang, sedangkan yang bergejala berat sebanyak 14 persen dan kritis 5 persen.
“Mengobati pasien ini harus didasari pedoman ini. Kalau yang tidak ada gejala umumnya cukup dengan vitamin dan obat immunomodulator yang sudah mendapatkan izin edar di Indonesia,” ungkapnya.
Dari macam-macam kombinasi obat yang ada, Agus menyebutkan belum ada perbandingan kombinasi obat yang lebih baik antara satu dengan yang lainnya. Namun, penggunaan obat dalam regimen yang ada sudah mendapat izin terkait penggunaan darurat dari BPOM.
Sementara itu, berdasarkan riset yang ada, di RSD seperti di Wisma Atlet dan Pulau Galang, penggunaan regimen obat pada kasus ringan sebanyak 413 kasus menunjukkan 99,3 persen sembuh, hanya 1 kasus 0,2 persen dirujuk dan 2 atau 0,5 persen pulang.
Kemudian di RS Persahabatan itu dari 87 pasien gejala ringan 100 persen sembuh dengan regimen obat yang ada, sementara yang kasus sedang dari total 125 pasien sebanyak 123 pasien atau 87,2 persen sembuh dan 2 pasien atau 1,4 persen meninggal.
“Sementara pada gelaja berat dan kritis kesembuhannya kecil, 79,6 pasien pada gejala kritis meninggal,” jelas Agus.
Dia melanjutkan, untuk pasien gejala berat dan kritis ada pilihan obat ada tambahan obat yang diberikan pad akasus berat dan kritis seperti deksamethason dan antikoagulan.
Adapun, pasien Covid-19 juga mendapatkan nutrisi, oksigen, terapi cairan, alat bantu napas jika diperlukan dan termasuk terapi komorbid, dan lainnya.