Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bergabung dengan Rusia, Filipina Uji Klinis Tahap Ketiga Vaksin Covid-19 Oktober 2020

Vaksin Rusia ini akan mendapatkan izin dari Badan Obat dan Makanan Filipina pada April 2021. Menurut Roque, Presiden Duterte akan melakukan suntik vaksin pada Mei 2021.
Dunia Berlomba Hasilkan Vaksin Covid-19, Bisniscom/Adam Rumansyah
Dunia Berlomba Hasilkan Vaksin Covid-19, Bisniscom/Adam Rumansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Filipina menegaskan akan bergabung dalam uji coba klinis fase akhir dari program vaksin Rusia pada Oktober mendatang.

Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Harry Roque, Kamis (13/8/2020).

Panel ahli pemerintah Filipina akan melakukan tinjauan hasil dari penemuan vaksin Rusia yang dikembangkan oleh Gamaleya Institute sebelum nantinya diujicobakan kepada manusia.

"Rusia akan mendanai uji klinis fase ketiga di Filipina," ujar Roque seperti dilansir Bloomberg.

Vaksin Rusia ini akan mendapatkan izin dari Badan Obat dan Makanan Filipina pada April 2021. Menurut Roque, Presiden Duterte akan melakukan suntik vaksin pada Mei 2021.

Sebelumnya, Rusia mengatakan bahwa gelombang pertama vaksin Covid-19 akan siap untuk beberapa petugas medis dalam waktu dua minggu, dan menolak klaim keamanan tidak berdasar yang dikemukakan beberapa ahli.

Presiden Rusia Vladimir Putin awal minggu ini telah menyebut bahwa negaranya menjadi yang pertama memberikan persetujuan peraturan untuk vaksin Covid-19, setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia.

Vaksin tersebut dilaporkan belum menyelesaikan uji coba terakhirnya. Hanya sekitar 10 persen uji klinis yang berhasil dan beberapa ilmuwan khawatir bahwa Moskow mungkin menempatkan prestise nasional di atas keselamatan.

Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan bahwa pendapat yang muncul itu tidak berdasar. Menurutnya vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow akan diberikan kepada publik, termasuk dokter secara sukarela ketika sudah siap.

“Paket pertama vaksin medis penangkal infeksi virus corona akan diterima dalam dua pekan kedepan, utamanya untuk dokter,” katanya seperti dikutip Channel News Asia, Kamis (13/8).

Sementara itu Alexander Gintsburg, Direktur Institut Gamaleya mengatakan uji klinis akan diterbitkan setelah dinilai oleh para ahli Rusia sendiri. Dia melanjutkan Rusia berencana untuk dapat memproduksi 5 juta dosis sebulan pada Desember hingga Januari mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper