Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas dinasti politik dalam kontestasi pilkada di Indonesia memenangkan pemilihan umum.
Peneliti politik lulusan Northwestern University, Amerika Serikat, Yoes Kenawas mengatakan sejak 2015 hingga 2018 pihaknya mencatat ada 202 individu terkait dinasti politik dalam pilkada.
"Total ada 202 individu berupaya membentuk dinasti politik. Sebanyak 117 menang, sedangkan 85 kalah," kata Yoes dalam diskusi virtual Pilkada, antara Dinasti dan Kotak Kosong, Selasa (4/8/2020).
Dari 202 individu terkait dinasti politik yang ikut dalam tiga pilkada terakhir Indonesia, lanjut Yoes, terbagi menjadi 146 calon kepala daerah dan 56 calon wakil kepala daerah.
Dari jumlah itu sebanyak 82 calon kepala daerah dan 35 calon wakil kepala daerah terkait dinasti politik berhasil memenangkan pilkada.
Dia memaparkan saat ini ada 108 dari 548 wilayah administrasi di Indonesia yang dipimpin oleh kepala daerah dan wakil kepala daerah terkait dinasti politik. Jumlah itu setara dengan 19,7 persen dari seluruh wilayah yang ada di Indonesia.
Baca Juga
"Tapi masih ada harapan berupa perlawanan masyarakat terhadap upaya mendirikan dinasti politik," katanya.
Yoes menilai dinasti politik masih sulit melakukan monopoli kekuasaaan secara penuh. Pasalnya, masih ada beberapa sumber oposisi di masyarakat, baik dari gerakan elite atau masyarakat.
"Masih bisa dimanfaatkan dan digali lagi saat Pilkada 2020," tuturnya.
Dalam kontestasi Pilkada 2020, terdapat beberapa nama yang disorot masuk dalam dinasti politik, di antaranya adalah anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka di Solo, serta mantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution di Medan.
Juga terdapat Rahayu Saraswati, keponakan Ketua Umum Partai Gerindra, serta Siti Nur Azizah, anak Wapres Ma'ruf Amin, di Tangerang Selatan.