Bisnis.com, JAKARTA - Fiji mengumumkan kematian virus korona pertamanya Jumat (31 Juli).
Meski demikian, pejabat kesehatan meyakinkan orang-orang di negara kepulauan Pasifik bahwa itu bukan berarti menjadi wabah besar bagi kepulauan tersebut.
Menteri Kesehatan Ifereimi Waqainabete mengatakan korban adalah seorang pria berusia 66 tahun yang dites positif setelah kembali dari India, di mana ia telah menjalani operasi untuk kondisi jantung yang sudah berlangsung lama.
"Sayangnya, terlepas dari upaya terbaik dari profesional perawatan kesehatan kami, pria ini meninggal kemarin di ruang isolasi di rumah sakit Lautoka karena komplikasi dari COVID-19," kata Waqainabete kepada wartawan.
Dia mengatakan pria itu adalah satu dari sembilan kasus aktif yang telah ditahan di karantina sejak mereka dipulangkan dari India pada 1 Juli.
Sebelum itu, Fiji dinyatakan empat minggu bebas virus, setelah 18 kasus yang sebelumnya tercatat semua pulih.
Fiji dan negara-negara kepulauan Pasifik lainnya pada awalnya dipandang sebagai salah satu yang paling rentan terhadap virus di dunia karena infrastruktur kesehatan yang kekurangan sumber daya dan tingginya tingkat kondisi kesehatan seperti diabetes dan penyakit jantung.
Namun, negara-negara di kawasan itu bertindak cepat dan membuat keputusan mahal untuk menutup perbatasan, menutup perdagangan pariwisata yang memberdayakan ekonomi mereka untuk melindungi populasi mereka.
Waqainabete mengatakan orang yang meninggal itu, dan delapan kasus lainnya di antara kelompok dari India, tidak berinteraksi dengan penduduk Fiji lainnya.
"Di banyak negara lain, berita kematian pertama karena virus telah menandakan semakin intensifnya wabah itu," katanya. "Ini bukan kasus untuk Fiji. Virus ini tidak ada di komunitas Fiji, juga tidak ada risiko infeksi di antara masyarakat Fiji."
Waqainabete menyampaikan belasungkawa kepada keluarga pria itu. "Ini adalah tragedi besar bagi mereka, dan saya dapat memberi tahu Anda bahwa staf kami di kementerian kesehatan dan layanan medis hancur oleh kehilangan ini juga," katanya.
Dia mengatakan Fiji tetap berkomitmen untuk memulangkan warganya dan memiliki keyakinan dalam tindakan yang diberlakukan untuk mengisolasi setiap kasus di antara para pengungsi yang kembali.