Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kematian Global Akibat Covid-19 Lampaui 650 Ribu, WHO: Terburuk

Hampir sepertiga dari jumlah total kemtaian global akibat Covid-19 tercatat di Eropa
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus /Bloomberg-Stefan Wermuth
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus /Bloomberg-Stefan Wermuth

Bisnis.com, JAKARTA - Angka kematian global akibat pandemi Covid-19 melampaui 650.000. Hampir sepertiga dari jumlah itu tercatat di Eropa, menurut penghitungan berbagai sumber hingga Senin malam.

Sejak muncul di China akhir tahun lalu, virus Corona telah menewaskan 650.011 orang dan menginfeksi 16,3 juta jiwa.

Sedangkan lebih dari 100.000 kematian tercatat sejak 9 Juli dan jumlah korban global meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu dua bulan.

Amerika Serikat mencatat kematian terbanyak dengan 146.968 orang, diikuti Brasil dengan 87.004 orang.

Sementara itu Inggris melaporkan 45.752 korban meninggal, Meksiko 43.680 dan Italia dengan 35.112 orang.

Organisasi kesehatan dunia WHO menyatakan pandemi virus Corona baru yang telah menginfeksi lebih dari 16 juta orang dengan mudah adalah keadaan darurat kesehatan global terburuk yang dihadapi organisasi itu.

Hal itu dikemukakan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (28/7).

Tedros mengatakan hanya dengan kepatuhan ketat pada langkah-langkah kesehatan, mulai dari memakai masker hingga menghindari keramaian semua pihak akan mampu mengalahkannya.

"Kalau langkah-langkah ini diikuti maka kasus akan turun, sedangkan bila tidak maka kasus akan naik," katanya.

Tedros memuji Kanada, China, Jerman dan Korea Selatan terkait pengendalian wabah.

Sebelumnya, Amerika Serikat telah menggandakan investasinya hingga hampir US$1 miliar untuk mempercepat pengembangan vaksin Covid-19 oleh perusahaan Moderna yang memulai fase akhir uji klinis.

Pemerintah AS menambah investasi hingga US$472 juta dari investasi sebelumnya sebesar US$483 juta yang sebelumnya diumumkan perusahaan bioteknologi AS, Moderna, pada Minggu.

Moderna menyatakan investasi tambahan itu memamg dibutuhkan dan perusahaan bersama pemerintah "secara signifikan" memperluas uji klinis Fase Tiga dari kandidat vaksin yang mencakup 30.000 peserta.

Dalam percobaan awal yang kecil, vaksin eksperimental Moderna menghasilkan antibodi virus Corona yang membantu menangkal penyakit di dalam tubuh 45 peserta, seperti dikutip ChannelNewsAsia.com.

Dalam uji coba yang diperluas mulai hari ini, setengah dari 30.000 peserta akan menerima dosis vaksin 100 mikrogram, sedangkan sisanya akan mendapatkan plasebo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Aljazeera.com, ChannelNewsAsia.com

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper