Bisnis.com, JAKARTA - Setelah menutup Konsulat AS di Chengdu, China mendesak Amerika Serikat untuk 'berhenti menggunakan apa yang disebut kegiatan mata-mata' untuk memfitnah negara itu.
Berbicara pada jumpa pers reguler, juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin mengatakan bahwa sudah umum diketahui bahwa AS sendiri melakukan kegiatan mata-mata.
"Sudah menjadi rahasia umum bahwa AS menjalankan program mata-mata dan pencurian yang agresif di seluruh dunia, bahkan tidak menyisakan untuk sekutu-sekutunya. Ada bukti kuat untuk ini," kata Wang seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (28/7/2020).
"Dunia telah melihat tindakan AS seperti ‘maling teriak maling’," katanya. Karena itu dia mendesak AS untuk berhenti menggunakan apa yang disebut masalah mata-mata untuk mempermalukan China.
Pernyataan itu disampaikan Wang menanggapi pertanyaan yang meminta tanggapan China terhadap kasus seorang pria Singapura yang mengaku bersalah pekan lalu di Amerika Serikat karena menjadi mata-mata untuk China.
Wang mengatakan dia tidak mengetahui masalah itu, tetapi menambahkan bahwa Amerika Serikat telah 'mengangkat' masalah tersebut.
Baca Juga
"Saya tidak tahu apa yang baru saja kamu sebutkan," katanya menanggapi pertanyaan itu. "Tapi saya ingin menunjukkan bahwa akhir-akhir ini, penegak hukum AS telah sibuk mengangkat apa yang disebut masalah infiltrasi dan spionase China ke titik paranoid."
Pernyataan juru bicara itu muncul pada hari yang sama ketika Beijing mengumumkan penutupan konsulat AS di sebagai pembalasan karena Konsulat China di Houston, Texas ditutup.
Penutupan konsulat Chengdu adalah tanggapan sah dan perlu dilakukkan atas tindakan AS yang tidak bisa dibenarkan dengan menutup konsulat China di Houston, kata Wang kepada wartawan.
Dia mengatakan bahwa beberapa anggota staf AS di konsulat Chengdu terlibat dalam kegiatan di luar kapasitas mereka, mencampuri urusan dalam negeri China, dan membahayakan keamanan dan kepentingan China.