Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah permohonan untuk tunjangan pengangguran di Amerika Serikat meningkat pekan lalu, untuk pertama kalinya sejak Maret.
Perkembangan ini mensinyalkan mandeknya pasar tenaga kerja tepat ketika bantuan federal menyusut untuk masyarakat dan perusahaan.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Kamis (23/7/2020), klaim pengangguran awal mencapai 1,42 juta orang untuk pekan yang berakhir pada 18 Juli atau bertambah sebanyak 109.000 dari pekan sebelumnya.
Jumlah tersebut lebih tinggi dari proyeksi para ekonom dalam survei Bloomberg yang memperkirakan klaim awal akan mencapai 1,3 juta, dengan kisaran proyeksi antara 1-1,55 juta.
Sementara itu, berdasarkan basis penyesuaian non-musiman, jumlah klaim menurun dari pekan sebelumnya. Tercatat ada 16,2 juta orang yang mengajukan tunjangan berkelanjutan melalui program-program tersebut pada periode yang berakhir 11 Juli.
Menyusul laporan ini, kontrak berjangka indeks saham AS memangkas kenaikannya. Data tersebut mengindikasikan meningkatnya pemutusan kerja (PHK) ketika lonjakan kasus baru infeksi virus Corona (Covid-19) mendorong sejumlah negara bagian untuk menghentikan pembukaan kembali (reopening).
Baca Juga
Tantangan lain untuk pasar tenaga kerja termasuk potensi berakhirnya masa depan tunjangan pengangguran tambahan federal dan perjuangan banyak bisnis yang bergantung pada interaksi individu secara langsung.
Data lain yang dirilis pekan ini menggarisbawahi potensi pasar tenaga kerja yang memburuk. Survei mingguan oleh Biro Sensus menunjukkan jumlah warga Amerika yang dipekerjakan turun sekitar 6,7 juta dari pertengahan Juni hingga pertengahan Juli.
Sementara itu, lebih dari separuh penutupan bisnis dalam survei Yelp bersifat permanen. Ini menunjukkan bahwa sebagian pekerjaan yang hilang tidak akan kembali dalam waktu dekat.