Bisnis.com, JAKARTA - Bekerja dari rumah dan berkurangnya kebutuhan akan karyawan di industri jasa profesional dan keuangan New York telah mendorong 20 persen perusahaan untuk mengurangi aktivitas bisnis di kota tersebut.
Dikutip dari Bloomberg, Partnership for New York City mencatat sebanyak satu dari empat perusahaan berencana untuk mengurangi jejaknya atau sebanyak seperlima dari total perusahaan yang disurvei. Sementara itu, sebanyak 16 persen perusahaan akan memindahkan kantor mereka ke kota lain.
Partnership for New York City adalah grup yang cukup berpengaruh karena beranggotakan pemimpin persuaaan.
Perusahaan juga berharap hanya 10 persen dari pegawainnya yang kembali berkantor pada musim panas ini dan 40 persen baru akan kembali pada akhir tahun.
Studi dari Partnership for New York City ini memperkirakan New York akan mengalami penurunan pendapatan pajak hingga US$37 miliar dalam dua tahun terakhir seiring dengan penurunan output ekonomi 7 persen.
Pertumbuhan ekonomi di New York diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 13 persen tahun ini.
Studi ini juga menyimpulkan bahwa prioritas utama di luar kesehatan adalah membantu usaha kecil dan minoritas; meningkatkan pendidikan online dan pelatihan kerja; menghasilkan perumahan yang terjangkau; mereformasi anggaran dan pajak; dan memajukan energi terbarukan, infrastruktur digital dan optimalisasi pengiriman barang.