Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tegang dengan China, Taiwan Gelar Latihan Perang

Taiwan memperlihatkan tajinya dengan menggelar latihan perang di tengah ketegangan dengan pemerintah China.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen/Reuters
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen/Reuters

Bisnis.com, TAICHUNG - Sekitar 8.000 personel milter Taiwan terlibat latihan perang dengan melibatkan jet tempur F-16 serta jet tempur Ching-kuo buatan lokal serta sejumlah tank.

Latihan perang gabungan yang melibatkan angkatan darat, laut, dan udara Taiwan itu berlangsung di Taichung, Kamis (16/7/2020).

Latihan perang berupa simulasi untuk memukul mundur pasukan musuh itu berlangsung di tengah ketegangan yang meningkat antara Taiwan dan China.

Pasukan milter Taiwan bergerak di wilayah daratan semak belukar dan menembakkan peluru ke arah target di pantai.

Latihan militer tahunan yang dinamai Han Kuang itu dijalankan dalam peningkatan aktivitas militer China di sekitar wilayah pulau Taiwan, termasuk penerbangan jet tempur dan pesawat pembom.

"Latihan Han Kuang adalah kegiatan tahunan utama bagi pasukan bersenjata, mengevaluasi perkembangan kemampuan tempur. Bahkan, latihan ini akan menunjukkan pada dunia keteguhan dan upaya kami untuk mempertahankan wilayah," kata pemimpin Taiwan, Tsai Ing-wen, dalam pidato di hadapan para prajurit.

Tsai, yang kembali terpilih dalam pemilu pada Januari lalu, berjanji untuk pasang badan terhadap China dan menjadikan modernisasi militer sebagai prioritas.

Tahun lalu, otoritas Taiwan mengesahkan anggaran pertahanan dengan kenaikan terbesar selama lebih dari satu dekade.

"Seperti yang telah saya katakan, keamanan nasional tidak mengandalkan 'sikap menjilat' namun pertahanan nasional yang solid. Semua pejabat dan prajurit kita adalah inti dari hal itu," ujar Tsai.

Militer Taiwan dianggap terlatih dan mempunyai persenjataan baik, yang kebanyakan dipasok dengan alat-alat buatan AS.

Di sisi lain China mempunyai kelebihan dari segi jumlah serta tengah menambah peralatan mutakhir seperti pesawat siluman dan rudal balistik.

China mengakui Taiwan sebagai bagian dari negaranya di bawah kebijakan "Satu China", sedangkan Taiwan menolak hal itu. Taiwan juga menjadi salah satu titik konflik dalam ketegangan China-AS.

China meningkatkan tekanan terhadap Taiwan, menyebut Tsai berupaya keras memisahkan diri dan merdeka--suatu hal yang tidak dikehendaki China. Tsai sendiri menyebut Taiwan telah menjadi negara merdeka bernama resmi Republik China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper