Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Singapura mengklaim sejauh ini mereka belum mengalami gelombang kedua persebaran Covid-19.
Belakangan, jumlah kasus harian di Negeri Singa memang mengalami peningkatan. Namun pemerintah mengklaim bila kasus-kasus tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai gelombang kedua.
"Naiknya jumlah kasus adalah gambaran dari meningkatnya interaksi sosial, yang menyebabkan transmisi fisik lebih banyak terjadi. Tapi, kasus-kasus itu bukan gelombang atau klaster baru. Kami tak menyikapinya sebagai gelombang kedua," tutur Deputi Direktur Kementerian Kesehatan Singapura Kenneth Mak, dikutip dari Bloomberg Selasa (7/7/2020).
Kasus-kasus baru yang dimaksud Mak terjadi tidak cuma di satu wilayah. Dalam sepekan terakhir, rerata kasus harian di Negeri Singa berada di angka 12 per hari, meningkat ketimbang rata-rata 8 kasus per hari pada pekan sebelumnya.
Selama sepekan terakhir kasus di kalangan imigran, yang kerap disebut sebagai klaster paling rentan, mencapai 20 orang.
Dengan Pemilu Legislatif bakal dihelat pada 10 Juli besok, pemerintah kini terus melakukan mitigasi dan persiapan guna menghindari persebaran virus yang lebih masif.
Baca Juga
Menteri Pembangunan Nasional Singapura Lawrence Wong berharap benar-benar tidak akan ada dampak negatif, sehingga pemerintah tidak perlu memperketat regulasi pasca-pemilu mendatang.
"Kami akan berusaha sekuat tenaga supaya kemungkinan buruk itu tak terjadi."
Mengacu data Johns Hopkins University, total kasus positif terkonfirmasi di Negeri Singa ada 45.140. Meski demikian, belum ada satu pun korban meninggal akibat Covid-19 di Singapura.