Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan episode kelima Kebijakan Merdeka Belajar yang ditandai dengan Program Guru Penggerak.
Program itu diharapkan dapat menjadi media pelatihan, identifikasi dan pembibitan calon pemimpin pendidikan masa depan di Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menuturkan program Guru Penggerak diproyeksikan untuk menciptakan elite force bagi ekosistem pendidikan Indonesia 10 tahun ke depan.
“Jadilah bagian dari roda perubahan di sistem pendidikan. Kita sedang membangun elite force semacam Kopassus [Komando Pasukan Khusus]-nya guru-guru kita di seluruh Indonesia. Ini bukan hal yang mudah harus punya mental kuat dan siap melalui proses pembelajaran yang intensif,” kata Nadiem saat meluncurkan Program Guru Penggerak secara virtual pada Jumat (3/7/2020).
Nadiem membeberkan program itu akan membidik guru-guru bertalenta melalui skema pelatihan intensif yang bakal disiapakan untuk menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah dan mentor program pelatihan guru ke depan.
“Guru Penggerak ini bukan hanya program identifikasi dan rekrutmen, tetapi pelatihan dan pembinaan untuk berinovasi atas ekosistem pendidikan kita," kata dia.
Pendafataran Program Guru Penggerak rencananya dibuka pada tanggal 13 Juli hingga 22 Juli 2020 mendatang. Setelah itu, program ini akan menyertakan dua kali tahap seleksi.
Adapun seleksi tahap pertama diadakan pada 23 Juli hingga 30 Juli 2020. Seleksi awal ini menyangkut ihwal registrasi, esai, analisis studi kasus dan tes bakat skolastik.
Kemudian, seleksi berikutnya bergulir pada tanggal 31 Agustus hingga 16 September 2020 yang bertumpu pada simulasi mengajar dan wawancara.
Pengumuman lolos sebagai guru penggerak dijadwalkan pada 19 September 202. Hanya saja, untuk pelaksanaan angkatan pertama Program Guru Penggerak direncanakan pada 5 Oktober 2020 hingga 31 Agustus 2021.