Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsolidasi Pembaruan Data Kemiskinan Dikejar, Wapres Minta Bentuk Tim

Tim tersebut yang nantinya bertugas memastikan kebijakan pengelolaan dan keakuratan DTKS, sebelum DTKS ditanda tangani oleh Menteri Sosial.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan pernyataan pers lewat telekonferensi dengan wartawan dari rumah dinas wapres di Jakarta, Senin (8/6/2020)/Antara
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan pernyataan pers lewat telekonferensi dengan wartawan dari rumah dinas wapres di Jakarta, Senin (8/6/2020)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin Rapat membahas Konsolidasi Data Kemiskinan di Kantor Wapres, Kamis (25/6/2020).

Rapat tersebut menyoroti upaya menyempurnakan data kemiskinan, diperlukan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) melalui verifikasi lapangan secara nasional.

"Dalam melakukan verifikasi lapangan ini sebaiknya dilakukan menggunakan metodologi seperti yang dilakukan BPS pada tahun 2015, termasuk dilakukannya Forum Konsultasi Publik di tingkat desa atau kelurahan," kata Ma'ruf melalui keterangan resmi, Kamis (25/6/2020).

Verifikasi ini, menurut Wapres , membutuhkan data awal yang dapat berasal dari DTKS yang ada dan data yang telah terkumpul dari berbagai daerah.

Menurutnya, segera perlu dibangun mekanisme pendaftaran mandiri untuk melengkapi pemutakhiran besar tingkat nasional sekaligus menjadi alat pemutakhiran dinamis atau real time.

Mekanisme akan memberi keleluasaan masyarakat yang merasa membutuhkan bantuan sosial untuk mendaftar, baik datang secara langsung atau lewat aplikasi daring.

"Sudah tentu mereka harus melalui proses verifikasi terlebih dahulu untuk bisa dimasukkan ke dalam basis data," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa contoh tata kelola data perlindungan sosial di negara lain adalah dengan membagi pengelolaan data perlindungan sosial menjadi Social Registry dan Beneficiary Registry.

Wapres juga meminta Menko PMK dan Bappenas melakukan kajian tentang hal ini dan melaporkannya kepadanya. Ma'ruf menuturkan data ini cukup berharga bagi suatu negara, sehingga perlu tata kelola pengawasan yang baik.

"Saya mendengar dulu ada yang disebut dengan POKJA Data. Saya ingin ada semacam tim pengawas, apapun itu namanya, tidak perlu terlalu formal."

Menurutnya, tim tersebut yang nantinya bertugas memastikan kebijakan pengelolaan dan keakuratan DTKS, sebelum DTKS ditanda tangani oleh Menteri Sosial.

Selain itu, Wapres mengingatkan bahwa dalam hal pemutakhiran data, pendaftaran mandiri, maupun dalam penyaluran bantuan sosial itu sendiri, tidak terepas dari peran teknologi informasi. Begitupun teknologi informasi tidak lepas dari ketersediaan jaringan internet.

"Saya ingin menyampaikan bahwa tersedianya jaringan internet secara bertahap keseluruh pelosok tanah air perlu didukung," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper